"Karena itulah, dengan bangga, aku selalu menyelenggarakan acara cari jodoh di setiap perusahaanku yang bertebaran di seluruh dunia, di setiap ulang tahun perusahaanku itu. Tapi, tentu saja ada batasannya. Jadi, dua orang pegawai yang dipertemukan dalam acara cari jodoh itu, kalau sebelumnya, berada di satu divisi atau satu bagian, setelah berjodoh, tidak diperkenankan lagi berada di satu Divisi atau di bagian yang sama," kata Mr Philip Collins sambil kembali meminum air mineralnya.
"Dan untuk tahun ini, seperti biasa, aku sendiri yang memilih dua pasangan terbaik dan mereka adalah, yang pertama, pasangan Ardy dan Lita. Ayo. Yang aku sebut namanya, segera naik ke atas panggung," kata Mr Philip Collins sambil bertepuk tangan mengikuti kehebohan di dalam ruangan Ballroom hotel ini.Ardy langsung menjemput Lita. Mereka berdua bergandengan tangan untuk menuju ke atas panggung. Seorang staf dari bagian umum, mengarahkan Ardy dan Lita untuk berdiri di pinggir panggung menghadap ke arah penonton.Mata Ardy langsung terarah ke wajah Vania. Seakan Ardy ingin berkata, kalau saja, Vania memilihnya, maka, pastilah Vania akan terpilih menjadi dua besar di ajang pemilihan Raja dan Ratu acara Cari Jodoh ini."Oke. Pasangan yang ke dua adalah, pasangan Vania dan, ehmm ... siapa namanya nih? Kok cuma profesinya yang ditulis disini?" tanya Mr. Philip Collins kepada seorang panitia.Panitia yang bernama Alfons, tampak gelagapan. Dia kemudian naik ke atas panggung dan berbisik-bisik ke Mr. Philip Collins."Kalau namanya belum diketahui, tanya ke orangnya dong, masak cuma nulis, petugas Cleaning Service? Yang profesional dong kalau jadi panitia," keluh Mr. Philip Collins dengan suara keras karena berada di depan pengeras suara, sehingga akhirnya, keluhan ini membuat banyak orang tertawa-tawa.Pak Alfons tampak minta-minta maaf kepada Mr. Philip Collins, sementara Ardy sendiri langsung terpingkal-pingkal sambil menyebutkan profesi dari Davin hingga memancing banyak orang ikut tertawa."Gak usah minder, Davin. Pokoknya, kamu lolos ke babak final. Kalahkan si sombong Ardy itu, angkat profesi Cleaning Service kita," kata Bram yang merasa sangat tersinggung karena profesinya itu sangat diremehkan oleh banyak orang.Davin mengangguk dan maju ke depan."Pak, nama saya Davin Limandi, pak," kata Davin lantang kepada Mr. Philip Collins sambil maju mendekati panggung."Oke, Davin. segera jemput pasanganmu," kata Mr. Phillip Collins kepada Davin.Sementara itu, melihat Davin yang tetap percaya diri walaupun sering diejeknya, Ardy terdiam, rahangnya kaku, tangannya terkepal karena dia tidak rela melihat Davin memegang tangan Vania, wanita yang baru memutuskan hubungan cinta dengannya itu.Davin menjemput Vania dengan senyuman di wajahnya. Tangannya terulur ke arah Vania.Vania pun segera menyambut tangan Davin itu.Mereka berdua bergandengan tangan mesra menuju ke arah panggung.Hal ini membuat Ardy semakin marah, tangannya yang tidak sedang dipegang oleh Lita, kini terkepal sekuat-kuatnya, rasanya, dia ingin segera memukul Davin, tapi, keberadaan Mr. Philip Collins di sini, membuat Ardy mengurungkan niatnya itu.Setelah Davin dan Vania naik ke atas panggung dan berdiri di sebelah Ardy dan Lita, Mr. Philip Collins kembali bicara," Oke. di tahap ini, semua karyawan akan melakukan vote untuk memilih pasangan terbaik yang akan dinobatkan menjadi Raja dan Ratu ajang cari jodoh perusahaan kita tahun ini.""Jadi, kalian perhatikan baik-baik ke dua pasangan di depan kalian ini, dan pilih sesuai yang kalian rasa terbaik dari yang lain. Mengerti?""Jadi, kalau tahap sebelumnya, pilihanku yang menentukan, tapi, di tahap ini, kalian para karyawan lah yang menentukan. Oke? Jadi, lihat baik-baik dan tulis di sehelai kertas, apa yang menjadi pilihan kalian masing-masing."Para karyawan nampak melihat ke depan ke arah dua pasangan yang berada di depan. Anak buah Ardy, sudah sibuk yel-yel meneriakkan nama Ardy dan Lita untuk mempengaruhi opini para karyawan yang mempunyai hak suara untuk memilih. Sementara itu, Bram juga langsung membuat yel-yel-nya yang baru dia ciptakan untuk mengajak para karyawan memilih Davin dan Vania.Para karyawan, menatap ke atas. Di hati mereka, banyak yang pro kepada Ardy, karena walau bagaimanapun, Ardy adalah Direktur Keuangan. Tapi, saat melihat kecantikan Vania yang sangat menawan itu, banyak karyawan yang mulai mengalihkan perhatian mereka.Apalagi, saat melihat pasangan Vania yaitu Davin yang bertubuh atletis, dada bidang, perut rata, wajah tampan dan tinggi jangkung itu.Hati mayoritas karyawan wanita mulai memutuskan untuk memilih pasangan Vania dan Davin, sementara karyawan pria, juga banyak yang memilih pasangan itu karena kehadiran Vania yang kecantikannya membuat banyak pria melotot dan jantung berdebar-debar itu.Akhirnya, saat bersanding dengan Vania, banyak orang yang mulai melupakan profesi yang melekat di tubuh Davin, profesinya sebagai seorang petugas Cleaning Service itu, kini untuk sementara dikesampingkan karena banyak orang yang mulai melihat keserasian pasangan Davin dan Vania saat bersanding di atas panggung.Di lain pihak, pasangan Ardy dan Lita, hanya memiliki nilai tambah di status Ardy saja.Karena Ardy dikenal sebagai mahasiswa berprestasi dari Harvard yang kemudian bergabung di perusahaan ini dan dalam waktu singkat langsung menjadi CFO ( Chief Financial officer ) atau Direktur keuangan di perusahaan ini.Itu saja nilai tambahnya, tapi, setelah para karyawan wanita melihat wajah dan tubuh Ardy, ternyata kalah jauh dengan ketampanan dan tubuh kekar Davin.Apalagi, Lita sebagai pasangannya Ardy, kecantikannya kalah jauh dibandingkan dengan Vania.Mr. Philip Collins mulai berjalan untuk mengumpulkan kertas-kertas pilihan dari tangan para karyawannya, dengan didampingi oleh Alfons sebagai panitia.Setiap tahunnya, Mr. Philip Collins ini, memang selalu menyempatkan diri untuk mengumpulkan sendiri semua kertas pilihan dari para karyawan untuk memilih pasangan terbaik itu.Setelah mengumpulkan semua kertas, Mr. Philip Collins langsung menghitungnya di atas meja di bawah panggung. Dan setelah fix, Mr. Philip Collins naik ke atas panggung dan langsung memulai pengumumannya."Setelah menghitung semua suara dari saudara-saudara sekalian, akhirnya, tercapailah sebuah hasil yang merupakan pilihan terbanyak dari semua yang hadir disini malam ini dan pemenangnya adalah pasangan Davin Limandi dan Vania Agnesia. Silakan yang kusebut namanya itu untuk maju ke depan," kata Mr. Philip Collins sambil bertepuk tangan yang langsung diikuti oleh para hadirin.Wajah Ardy langsung berubah kesal, matanya menatap penuh amarah ke arah Davin, seakan-akan ingin menelan Davin hidup-hidup.Tangannya terkepal, Lita mencoba menghiburnya tapi, Ardy langsung menepis tangan Lita. Ardy langsung turun ke bawah panggung hingga Lita tergopoh-gopoh mengejarnya.Sementara Davin dan Vania langsung dinobatkan oleh Mr. Philip Collins sebagai Raja dan Ratu acara Cari Jodoh.Para karyawan mulai bertepuk-tangan meriah menyambut dinobatkannya Raja dan Ratu ajang cari jodoh tahun ini.Davin menatap wajah cantik Vania dengan mesra, mahkota raja dan ratu, kini dipasangkan di kepala mereka berdua, hingga banyak mata yang merasa kagum saat melihat keserasian mereka berdua.Karena, yang pria tampan luar biasa sementara yang wanita, juga cantik luar biasa, sehingga keduanya terlihat sangat cocok. Sayangnya, saat para karyawan itu, teringat dengan profesi Davin, yang hanya merupakan seorang Cleaning Service itu, banyak karyawan yang meralat penilaian mereka, sebagian dari mereka tidak lagi merasa pasangan di atas panggung itu adalah pasangan serasi.Sebagai Raja dan Ratu ajang cari jodoh, mereka berdua, diperkenankan untuk melakukan tarian berdua di atas panggung. Lagu mulai terdengar untuk mengantar Davin dan Vania untuk berdansa berdua. Banyak orang yang sangsi dengan Davin. Mereka mengira, Davin tidak pernah berdansa sebelumnya. Mereka mengira, Davin yang hanya seorang Cleaning Service itu, pasti akan kagok kalau harus berdansa. Bahkan, Ardy yang sempat akan menja
"Kamu masih gak ngerti apa kesalahanmu heh?!!!" tanya Vania sambil uring-uringan di telpon."Iya, Van. aku tidak tahu, Van. mungkin ada orang yang memfitnah aku. mungkin si tukang Cleaning Service itu yang memfitnahku," jawab Ardy membela dirinya di ujung telpon."KAMU JANGAN MENUDUH ORANG!!! GAK ADA ORANG YANG FITNAH KAMU!!! AKU MELIHAT PERBUATANMU DENGAN MATA KEPALAKU SENDIRI DAN ITU SUDAH LEBIH DARI CUKUP BAGIKU, UNTUK PUTUS DENGANMU, TAU!!!" teriak Vania yang sebal dengan sikap Ardy yang seenaknya menuduh Davin sebagai tukang fitnah itu."Perbuatan apa sih? aku gak ngarti, say. please, jangan terpengaruh orang, say," kata Ardy ngeyel."Aku melihat perselingkuhanmu dengan Lita kemarin di kantor. dan aku melihat perbuatan kalian berdua itu dengan mata kepalaku sendiri. jadi, jangan bilang kalau ada yang fitnah kamu, karena aku yang melihatnya sendiri, MENGERTI!!!" sembur Vania."Kemarin? oh, itu. itu bukan apa-apa, beb. Lita hanya membantu tugasku di kantor. itu aja.""Kamu kira aku
"Pencuri?!!!" tanya Vania kaget."Ya...ada seorang tamu terhormat di hotel ini yang kehilangan cincinnya yang dia taruh di mejanya, dia juga bilang, kalau pemuda bernama Davin ini yang berada di dekat meja, karena itu, pihak hotel akan memproses dulu kasus ini untuk menyelidiki persoalan ini," kata petugas hotel."Siapa tamunya? tunjukkan padaku," kata Vania penasaran. pegawai hotel langsung menunjuk ke restoran, dia menunjuk ke arah Ardy yang sedang tersenyum mengejek ke arah Vania dan Davin, Vaniapun langsung tahu, kalau itu semua adalah fitnah untuk Davin."Aku tidak mencuri, Van," bisik Davin kepada Vania."Aku tahu. ini pasti fitnah dari si kodok itu!" jawab Vania geram sambil menunjuk ke arah Ardy yang saat ini sedang tertawa-tawa di dalam restoran hotel."Yang penting bagiku, kamu tidak mempercayai fitnah itu. sekarang, kamu makanlah dulu, kamu kan sudah lapar. biar aku yang berusaha menjelaskan kepada mereka dan----""Tidak! rasa laparku sudah hilang. aku akan menemanimu menja
"Kuliah sih, tapi.... gak ku teruskan," kata Davin berbohong. padahal yang sebenarnya, Davin menjadi mahasiswa termuda di Harvard dan menggondol gelar sarjana di usia tujuh belas tahun, bahkan, bukan sekedar menjadi sarjana, tapi, menjadi lulusan terbaik di angkatannya. Sesudah itu, Davin langsung mengambil S2 nya dan lulus dengan memuaskan beberapa hari sebelum mencapai umur dua puluh tahun, tapi, saat ini, Davin tidak bisa membanggakan semua prestasinya itu, karena Davin ingin menjadi orang sederhana di mata Vania, gadis yang sedang diincarnya untuk menjadi jodoh sejatinya, setelah kegagalannya di masa lalu."Kenapa? kan sayang. harusnya, kamu pastinya sudah dapat pekerjaan yang lebih baik dari sekarang. bukan berarti aku merendahkan pekerjaanmu saat ini ya, tapi.... ya sudahlah," kata Vania terdiam. Vania pikir, Davin putus kuliah itu, karena faktor biaya, karena itu, Vania tidak ingin bertanya lebih jauh, karena Vania takut, itu akan membuat Davin tersinggung atau jadi sedih.Dav
Davin cuma bisa garuk-garuk kepalanya melihat kotoran yang harus dibersihkannya ini. walaupun dia sudah memutuskan untuk menjadi seorang Cleaning Service, tapi, dia sengaja memilih untuk pekerjaan mengepel lantai atau menyapu dan mengangkat sampah, dia punya perjanjian untuk tidak membersihkan toilet, karena dia merasa jijik juga kalau harus membersihkan kotoran manusia, tapi, saat ini, dia dihadapkan dengan banyak kotoran yang berserakan di lantai toilet.Terdengar suara-suara tertawa di lorong menuju ke Toilet, ini membuat Davin melongok keluar untuk melihat keadaan di luar. disana ada Billy dan Alex yang sedang ketawa-ketawa bersama Ardy. Saat Ardy melihat Davin, dia langsung tersenyum mengejek ke arah Davin. saat itu juga, Heru datang dan langsung melotot ke arah Davin dan membentak Davin," KERJA SANA!!!"Davin terpaksa melakukan tugasnya dia mulai membersihkan toilet yang penuh dengan kotoran manusia.saat dia sementara membersihkan lantai tiba-tiba Heru masuk dan mulai merekam
Sesaat sebelum jam istirahat makan siang, barulah Davin berhasil membersihkan semua kekacauan di toilet yang di bersihkannya sejak pagi hari. itupun, Davin baru berhasil saat di satu jam terakhir, Bram membantunya membersihkan toilet ini. Setelah cuci tangan sebersih-bersihnya, mereka berduapun mandi dengan cepat, sesudah itu, Davin dan Brampun, keluar dari Toilet untuk duduk di kursi di dekat lorong menuju ke arah kantin. setelah istirahat sebentar, Davin dan Bram, memutuskan untuk masuk ke kantin kantor, mereka ingin mengisi perut mereka yang dari tadi sudah meronta-ronta pingin diisi. tapi, baru saja Davin dan Bram memesan masing-masing seporsi nasi campur untuk mereka berdua, tiba-tiba, terdengar suara orang dari belakang "Ibu kantin, tolong, hari ini, mereka berdua ini, gak boleh makan disini," kata Alex sambil menunjuk ke arah Davin dan Bram."Kenapa begitu?" tanya ibu kantin."Karena mereka baru saja membersihkan kotoran di toilet. kotorannya banyak banget dan ada videonya ju
Setelah makan bersama di dapur kantin, Davin agak kecewa karena harus terpisah lagi dengan Vania. saat Vania mengangkat tangan kepada Davin, tiba-tiba, Bram mencoleknya."Kamu harus bergerak cepat, Vin," kata Bram sambil bersama Davin, memperhatikan Vania sampai Vania tidak kelihatan lagi dari pandangan mereka."Maksud kamu?" tanya Davin."Ajak dia jalan, bawa ke restoran, belikan boneka, belikan bunga, belikan pulsa.""Pulsa? Buat apa?" tanya Davin tidak mengerti, kalau belikan boneka dan bunga, mungkin dia setuju, tapi pulsa?"Kalau yang itu, buat gue, Vin. ehehehe.""Maunya? Huh... tapi, mungkin loe ada benarnya," kata Davin sambil manggut-manggut."Soal beliin pulsa, kan? Wah, makasih, Vin. Loe ngarti aja kalau gue lagi bokek," kata Bram sambil memanjatkan doa dan syukur."Eh, bukan. Maksud gue, soal ngajak jalan Vania. itu! Bukan yang lain," kata Davin sambil tertawa dalam hati. Dia tahu, Bram memang suka slebor dan tidak perhitungan, sehingga banyak kali, gajinya sudah habis seb
Vania menatap prihatin ke arah Davin yang sedang membersihkan ruangannya, di saat bersamaan, Vania lihat, teman-temannya seperti agak risih melihat apa yang sedang dikerjakan Davin itu. Bahkan, Lenny mulai mengelus-elus punggung Vania, sebagai tanda dukungannya kepada Vania, karena Lenny pikir, saat ini, Vania sedang dipermalukan dengan keadaan Davin yang bekerja di ruangannya saat ini.Beberapa rekan kerja Vania, mulai menatap Vania dengan pandangan prihatin, mereka tidak tahu, apa yang bergolak di dada Vania saat ini, mereka pikir, Vania adalah tipe cewek perasa atau pemalu yang akan malu dengan keadaan saat ini, mereka pikir, Vania akan gengsi, dengan keadaan Davin yang sedang membersihkan ruangannya, karena menurut pikiran banyak orang, kedudukan Vania sebagai seorang arsitek yang memiliki masa depan cerah itu, tidak sebanding dengan Davin yang hanya seorang Cleaning Service itu.Padahal yang sebenarnya itu, Vania sama sekali tidak malu dengan masuknya Davin ke ruangannya ini, kar