Bertahun-tahun menjadi asisten pribadi Radev membuat Starla sangat tersiksa. CEO-nya itu sangat arogan, suka memaksa, serta banyak maunya sehingga selalu menyusahkan hidup Starla. Starla terpaksa bertahan karena membutuhkan uang untuk pengobatan ayahnya yang stroke, membiayai kehidupannya serta ibu tirinya yang kejam dan adik tirinya yang tidak tahu diri. Hingga pada suatu hari Starla dan Radev terbangun di bawah selimut yang sama. Sejak saat itu Starla tahu, segalanya tidak lagi sama. IG Author: zizarageoveldy
Lihat lebih banyakRadev baru saja melangkah keluar meninggalkan gedung kantor Axel. Ia baru selesai memberikan laporan bulanan pada pria itu mengenai perkembangan pengerjaan proyek yang ditanganinya.Baru saja masuk ke mobil dan menyalakan mesin, ia mendengar ponselnya berbunyi. Ada nomor tak dikenal tertera di layar yang membuatnya mengerutkan dahi. Berpikir itu bisa saja dari salah satu karyawannya di Lampung, Radev memutuskan untuk menerima panggilan tersebut.“Halo.”“Dev, ini gue.”Radev memulihkan ingatannya mencari tahu siapa peneleponnya. Radev tidak begitu hafal suara orang-orang tanpa melihat langsung wajah mereka, kecuali orang-orang terdekatnya.“Ini siapa?” tanyanya kemudian.“Gathan.”Radev menegakkan duduk ketika tahu siapa yang meneleponnya. Pria yang tidak disukainya setelah ia tahu pria itu pernah mencoba mempermainkan Starla.“Ada apa?” tanya Radev dingin.“Bisa kita ketemu?”“Lo mau apa? Langsung bilang aja sekarang,” jawab Radev keberatan. Ia tidak ingin membuang-buang waktu untuk
“Ra, kenapa masih di sini? Udah ke toiletnya?”Rachel terkesiap ketika Bjorka menyentuh pundaknya dari belakang. Entah sudah berapa lama dirinya berdiri di sana menyaksikan ibunya yang asyik bermesraan dengan lelaki lain.Bjorka baru menyadari apa yang menarik perhatian Rachel sehingga gadis itu berdiri lama di sana. Tampak di sebuah meja Megan dan Andi sedang bercengkrama berdua bagaikan pasangan yang sedang kasmaran.“Tante Megan di sini juga?”Rachel mengedikkan bahu kemudian melangkah cepat menuju toilet. Bjorka ikut menarik kakinya dari sana. Tadi awalnya Bjorka juga ingin buang air, tapi langkahnya terhenti begitu saja saat menyaksikan Rachel berdiri termenung.Rachel tidak bicara sepatah katapun setelah mereka selesai makan dan meninggalkan restoran. Gadis itu mengarahkan pandangannya ke sisi kiri jendela mobil.Melihat sikap Rachel Bjorka jadi sungkan untuk mengajaknya bicara. Tapi ia tahu pasti ada sesuatu yang mengganggu pikiran adik sahabatnya itu.“Makasih, Ka,” lafal Rac
Bjorka menegakkan duduk menyadari betapa pentingnya topik pembicaraan ini.Bjorka memang memiliki kakek yang berprofesi sebagai pengacara. Dan kakeknya itu juga memiliki firma hukum yang menampung banyak pengacara hebat. Bjorka tentu tidak akan keberatan menolong Rachel, tapi tentu saja Bjorka tidak bisa memutuskan sendiri.“Pertama-tama aku ikut prihatin atas musibah yang menimpa kamu. Aku sangat ingin membantu kamu, Ra, tapi aku nggak bisa mengambil keputusan sendiri. Aku harus membicarakannya dulu dengan kakekku itu,” ucap Bjorka memberi jawaban.“Tapi kira-kira kakek kamu bisa kan, Ka? Soal bayarannya nanti aku akan jual mobil.”Bjorka terdiam setelah mendengar kesungguhan Rachel. Gadis itu begitu baik dan sayang pada orang tuanya walaupun orang tuanya itu begitu laknat. Sungguh kasihan.“Maaf, Ra, mengenai hal tersebut aku juga nggak bisa memastikannya. Aku harus bicara dulu dengan dia,” jawab Bjorka mempertegas perkataannya tadi. “Kalau boleh aku tahu kenapa lawyer-nya Om Marvel
"Om Andi tiba-tiba datang ke apartemen lo?” Radev mengulang informasi yang diterimanya dari Rachel.Adiknya itu menjawab dengan anggukan kepala. “Makanya itu gue juga heran.”Radev tampak berpikir sejenak. Sepanjang yang terekam di ingatannya meskipun orang tuanya dan orang tua Ajeng bersahabat sejak lama, namun Megan hanya bergaul dengan Regina, bukan suami wanita itu.“Udahlah, Ra, lo nggak usah mikir yang enggak-enggak. Mungkin Mami lo itu lagi ada janji sama Tante Regina, tapi Tante Regina berhalangan dan minta Om Andi yang menjemput Mami,” tandas Radev tidak ingin mempermasalahkannya.“Oh gitu ya?” Rachel masih merasa bimbang walau kakaknya berusaha meyakinkan.“Ya.”Radev baru akan meneruskan langkahnya ketika Rachel menahan tangannya. “Dev!”“Apa lagi?”“Soal keinginan Mami mau cerai sama Papi gimana?”“Maksud lo?”“Apa lo nggak bisa bantu ngomong sama Mami untuk mengurungkan niatnya? Gue kasihan sama Papi,” ucap Rachel sedih. Sebagai anak perempuan perasaannya jauh lebih halu
Rachel melongo mendengar untaian kalimat panjang ibunya. Dengan mata menyipit ditatapnya wanita yang sudah melahirkannya itu sembari pikirannya mencoba mencerna apa maksud pembicaran barusan.“Jadi Mami meminta aku untuk pacaran sama kaka?”“Exactly!” Megan menjentikkan jari mengiakan.Rachel meneguk ludahnya. Ia memang sangat menyukai Bjorka. Tapi ia belum sepenuhnya paham apa maksud ibunya yang tiba-tiba mendukungnya untuk menjalin hubungan yang lebih intim dengan lelaki itu.“Ini Mami kenapa tiba-tiba menyuruh aku pacaran sama Kaka?” tatap Rachel curiga. Tidak mungkin ibunya itu memintanya kalau tidak ada maksud apa-apa.Megan mengembangkan senyum lalu mengangkat tangannya meminta agar sang putri duduk di sofa double di sebelahnya. “Duduk di sini dulu biar kamu ngerti.”Rachel terpaksa bangkit dari tempatnya lantas menempatkan diri di sebelah Megan seperti yang perempun itu inginkan.Megan mengambil tangan Rachel lalu menggenggamnya sambil mulai menjalankan misinya. “Maksud Mami me
“Ateee …”Bintang bersorak kegirangan ketika turun dari mobil lalu melihat Rachel membuka folding gate.Bintang mengangkat tangannya lalu melambai-lambaikannya agar Rachel mengambilnya.Rachel tersenyum lalu berjalan mendekat dan mengambil alih Bintang dari Starla. “Ayo sini sama Tante.”Setelah melewati perjalanan panjang yang melelahkan akhirnya pasangan suami istri itu tiba di kediaman mereka.Perjalanan kali ini terasa lebih ringan bagi Starla daripada saat berangkat ke Lampung. Jaraknya tidak berbeda. Hanya saja keberadaan Radev membuatnya merasa lebih kuat. Kekuatan cinta kadang memang seajaib itu.Starla dan Radev langsung beristirahat sedangkan Rachel yang begitu pengertian mengambil alih pengasuhan Bintang. Gadis itu tahu persis pasti para kakaknya merasa lelah.Berjam-jam kemudian Starla terbangun karena merasa lapar. Ia mendapati Radev sedang tidur di sebelahnya.Keluar dari kamar, Starla melihat Rachel sibuk mengolah makanan di belakang.“Bintang udah tidur di kamarku, La
Malam ini Radev dan Hendra duduk berbincang di ruang tamu. Radev menyampaikan maksudnya untuk pergi sekaligus berpamitan pada pria itu.“Pak Hendra, malam ini adalah hari terakhir saya di sini. Besok saya akan kembali ke Jakarta. Nanti akan ada yang menggantikan saya di sini.”“Kenapa begitu, Pak? Apa Bapak ada masalah?” Hendra tampak begitu khawatir setelah mendengar ucapan Radev.“Nggak ada masalah apa-apa, Pak, saya senang berada di sini. Apalagi Bapak dan masyarakat di sini sangat ramah dan baik hati. Hanya saja saat ini istri saya sedang hamil, dan saya nggak bisa meninggalkan dia sendiri,” jawab Radev mengemukakan alasannya.“Oh, jadi Ibu Starla sedang mengandung. Selamat ya, Pak Radev.” Hendra tersenyum, ikut bahagia mendengar berita itu.“Terima kasih, Pak Hendra.” Radev balas melengkungkan bibir.“Jadi kapan tepatnya Pak Radev berangkat?”Radev baru akan memberi jawaban ketika ada suara lain yang mendahuluinya.“Pak Radev mau berangkat ke mana?” tanya Mita yang baru muncul de
Setelah berbicara di rumah Hendra, Radev mengajak Axel meninjau lokasi proyek agar lelaki itu bisa melihat langsung sejauh mana perkembangannya. Radev menerangkan dengan detail pada Axel sampai sejelas mungkin. Dari ekspresi yang ditunjukkannya Axel tampak puas oleh kinerja Radev.“Jadi rencananya kamu mau rekrut siapa, Dev?” tanya Axel sambil mereka berjalan menuju mobil Radev.“Saya sudah menghubungi beberapa rekan kerja yang berpengalaman di bidangnya. Kebetulan saya mengenal mereka dengan baik. Beberapa di antaranya pernah kerja di perusahaan saya dulu,” jelas Radev.“Tapi perusahaan kamu itu bergerak di bidang garmen, tentu saja tidak bisa disamakan dengan konstruksi, skill dan experience mereka tentu berbeda,” ucap Axel keberatan.“Oh, begitu. Kalau kamu ragu, saya masih memiliki kandidat lainnya yang berpengalaman di bidang konstruksi. Saya jamin nggak akan mengecewakan,” kata Radev memberi garansi. Sebenarnya tentang siapa yang akan menggantikannya nanti sepenuhnya menjadi ha
Starla terbangun oleh ketukan keras di pintu.Ia membuka mata dan mendapati dirinya berada sendiri. Tidak ada Radev di sebelahnya. Hal terakhir yang bisa Starla ingat adalah ketika suaminya itu menyampaikan keputusan besar yang membuat Starla bahagia setengah mati.Memiringkan badannya, Starla mendapati selembar kertas di atas permukaan kasur yang kosong di sebelahnya. Radev menulis beberapa baris pesan di sana.“La, aku tinggal sebentar. Mau ajak Bintang jalan sekalian mau cari makanan yang nggak bikin kamu mual.”Segaris senyum menghiasi bibir Starla. Jadi begini rasanya diperhatikan saat hamil.Starla masih ingin melanjutkan tidur ketika ia tersadar ada seseorang di depan sana yang kembali mengetuk pintu.Starla terpaksa bangun lalu keluar dari kamar untuk membukanya. Tampaknya tidak ada orang di rumah ini selain dirinya sendiri.Dengan tubuh lemah Starla menyeret langkah.Diputarnya gagang pintu dengan perlahan. Seketika ia dihadapkan pada pemandangan seorang laki-laki yang berdir
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.