“Sean sialan! Bagaimana bisa dia meninggalkanku sendirian di hotel, sedangkan pihak hotel menahanku sendiri di sini,” gerutu Patricia sambil berjalan bolak-balik di lobi hotel menunggu orang suruhan Sean datang menjemputnya. Sean dengan sengaja meninggalkan Patricia di hotel dengan belum membayar fasilitas menginap dan makan selama dua hari. Uang yang Patricia gunakan untuk membayar juga kurang sedikit sehingga dia kebingungan harus mencari siapa untuk menolong dirinya sendiri. Patricia terus menelepon Sean tapi sama sekali tidak diangkat, malah sekarang Sean tampak mematikan teleponnya. “Apa anda sudah bisa menghubungi kerabat anda, Nona?” tanya seorang resepsionis pada Patricia. Tatapan sejak tadi tidak pernah lepas menatap dirinya, seolah takut Patricia tiba-tiba kabur tanpa membayar. “Sebentar, aku masih mencoba menghubunginya. Tenang saja, aku tidak akan pergi tanpa membayar dulu,” imbuh Patricia. Dia merasa sangat malu karena tatapan mereka yang seperti ‘jika tidak punya uang
“Sean sialan! Bagaimana bisa dia meninggalkanku sendirian di hotel, sedangkan pihak hotel menahanku sendiri di sini,” gerutu Patricia sambil berjalan bolak-balik di lobi hotel menunggu orang suruhan Sean datang menjemputnya. Sean dengan sengaja meninggalkan Patricia di hotel dengan belum membayar fasilitas menginap dan makan selama dua hari. Uang yang Patricia gunakan untuk membayar juga kurang sedikit sehingga dia kebingungan harus mencari siapa untuk menolong dirinya sendiri. Patricia terus menelepon Sean tapi sama sekali tidak diangkat, malah sekarang Sean tampak mematikan teleponnya. “Apa anda sudah bisa menghubungi kerabat anda, Nona?” tanya seorang resepsionis pada Patricia. Tatapan sejak tadi tidak pernah lepas menatap dirinya, seolah takut Patricia tiba-tiba kabur tanpa membayar. “Sebentar, aku masih mencoba menghubunginya. Tenang saja, aku tidak akan pergi tanpa membayar dulu,” imbuh Patricia. Dia merasa sangat malu karena tatapan mereka yang seperti ‘jika tidak punya uang
“Tidak kusangka kau sudah menjadi asisten pribadi Sean Fernandes. Apa yang kamu lakukan padanya sampai dia menjadikanmu asisten pribadinya?” tanyanya langsung begitu kami berdua sudah berada di ujung koridor yang jauh dari lalu lalang orang lain.“Apa maksudmu?”“Bagaimana bisa kamu tiba-tiba saja menjadi asisten pribadinya dengan pengalaman kerjamu yang baru beberapa tahun itu? Bagaimana caramu merayu dan menggodanya?”“Julia! Aku tidak seperti itu, kenapa kamu bicara seperti itu padaku?” Patricia sama sekali tidak mengerti kenapa Julia menjadi seperti itu padanya.“Kamu bertingkah seolah tidak membutuhkan lelaki disisimu, tapi diam-diam menarik mereka dalam genggamanmu. Hebat sekali, aku benar-benar tidak menyangka,” Julia tersenyum menyebalkan pada Patricia.“Apa maksudmu Julia? Kamu tahu aku tidak tertarik pada lelaki untuk saat ini, kamu tahu kondisiku dengan baik. Kencan bukan prioritasku sekarang,” balas Patricia. Dia sedikit sakit hati ketika Julia mengatakan hal seperti itu p
“Kenapa kamu membawaku ke tempat ini?” Patricia merengut ketika Sean ternyata membawanya ke klub malam. Patricia pikir akan ada satu pekerjaan lagi yang harus dia selesaikan mala mini, ternyata pria ini hanya ingin bersenang-senang saja.“Aku lebih baik pulang dan beristirahat dari pada berada di tempat ini. Kamu tahu aku sama sekali belum pulang dan masih membawa koper kemana pun aku pergi.”“Tidak, kau tetap di sini denganku!” Sean memegang erat tangan Patricia dan membawanya masuk lebih dalam ke dalam klub malam itu.“Aku ingin pulang saja!” sekeras apa pun Patricia menolak, Sean tetap menyeretnya kesana kemari.“Ikut denganku. Kau juga harus menjagaku,” imbuh Sean.“Menjagamu? Aku bukan seorang bodyguard, bagaimana bisa aku harus menjagamu,” keluh Patricia sambil mengerutkan keningnya.“Cih, untuk apa aku menyewa bodyguard seperti itu. Aku hanya butuh kau untuk mengusir para wanita yang selalu mengerubungiku. Mereka selalu menggangguku untuk bersenang-senang,” jawab Sean.“Itu buk
“Sejak tadi kalian hanya mengomentari penampilan dan fisik orang lain saja, apa tidak ada hal lain yang bisa kalian banggakan? Atau hanya itu yang satu-satunya yang kalian punya? Haha… kasihan sekali,” balas Patricia tidak mau kalah.Bagaimana tidak, sejak tadi para wanita ini hanya membanggakan penampilan mereka yang glamor dan barang-barang bermerek yang mereka pakai di tubuh. Lalu mereka membandingkan semua yang mereka pakai itu denganku, tentu saja sangat tidak seimbang. Patricia yakin wanita-wanita ini hanya memanfaatkan lelaki untuk kesenangan mereka saja, tidak lebih dari itu.“Apa maksudmu, sialan? Jika dibandingkan dengan kami, kau itu terlihat seperti seorang pengemis di sini.”“Lebih baik kau segera keluar sebelum kami mempermalukanmu lebih jauh. Yah, itu pun kalau kau masih punya malu berada di sini dengan pakaian gelandangan seperti itu.” Mereka tertawa terbahak-bahak dengan cukup keras.“Maaf sekali, aku tidak bisa keluar dari sini karena bossku masih ada di tempat ini.
Patricia dengan sengaja menubruk lelaki yang berada di depannya sebelum dia menunjukan foto dirinya memakai pakaian bunny girl saat sedang bekerja di klub malam milik Madam Gracia. Sayangnya, dia tidak sempat merebut ponselnya karena reflek lelaki itu begitu cepat dan cekatan.“Maaf, seseorang menabrakku dari belakang,” ujar Patricia beralasan. Memang ada beberapa orang yang berjalan di belakangnya, tapi tidak sampai menabrak Patricia.“Kau tidak apa-apa? Ah, sial! Ponselku mati karena baterainya habis. Kau benar-benar gadis itu, kan? Bunny girl yang aku temui di klub waktu itu?” orang ini terus mencecarku dengan bunny girl yang dia lihat beberapa minggu yang lalu sebelum aku pergi perjalanan bisnis.“Sudah kubilang aku tidak pernah seperti itu, lagi pula untuk apa aku memakai kostum bunny girl? Aku tidak pernah masuk ke klub malam sebelumnya,” imbuh Patricia dengan kebohongannya.“Tidak pernah?! Benarkah? Aku tidak yakin wanita dewasa sepertimu tidak pernah sekali pun masuk kedalam k
“Tidak. Aku sama sekali tidak mau melakukannya.” Patricia menolak keinginan Sean yang ingin melakukan sedikit kontak fisik dengannya. Tadi saja, saat Sean merangkul tubuhnya dengan seenaknya Patricia ingin sekali memukuli orang ini. Orang ini sangat pandai mengambil kesempatan saat orang lain tidak menyadarinya atau saat sedang sadar sepenuhnya seperti tadi. “Kalau begitu kau urus saja sendiri. Aku tidak akan menolongmu ketika dia menyebarkan fotomu ke publik,” ucap Sean lalu menyesap minuman beralkoholnya. Tatapannya terlihat tidak peduli sama sekali. “Kamu sudah melanggar kesepakatan yang kita buat beberapa hari yang lalu. Apakah kita serius untuk melakukan ini atau hanya main-main saja? Lebih baik kamu kembalikan aku seperti dulu saja,” balas Patricia sambil mengerutkan keningnya kesal pada Sean. Bagaimana tidak, dia bisa berbuat seenaknya sedangkan dirinya harus mengikuti semuanya tanpa terkecuali. “Pihak pertama berhak menolak jika dia tidak mau melakukannya atau tidak menging
Patricia menunggu aba-aba dari Julian dengan perasaan yang berdebar dan gelisah. Orang lain mungkin akan melihatnya sebagai wanita yang sedang duduk tenang menikmati suasana di klub malam, padahal dalam hatinya dia ingin sekali langsung menerjang pria itu dan mengambil ponselnya lalu pergi dari tempat ini. Tapi, bukankah itu sangat beresiko untuk dirinya sendiri? Nama Patricia akan dicap sebagai pencuri ponsel.Lima belas menit berlalu tapi tidak ada tanda-tanda dari Julian untuk menyuruhku datang mendekat pada mereka berdua. Patricia mulai cemas apakah mereka berdua akan gagal untuk mendapatkan ponsel itu atau lebih baik dia melakukan hal yang ada dalam pikirannya sejak tadi. Dia sudah tidak bisa menunggu lebih lama lagi dari ini. Jika dalam hitungan lima menit tidak ada apa pun, dia akan nekat untuk melakukan apa pun yang dia bisa.“Masih belum bisa melakukannya sendiri? Lebih baik kamu meminta bantuanku dari pada Julian. Dia tidak akan bisa membantumu sama sekali, hubungan dia deng