“Kau di mana? Sepertinya bicaramu tidak beres,” tanggap Jeff.“Aku minum sedikit tapi tidak mabuk. Dia membuat seorang hampir mati hari ini, Jeff,” lapor Chris yang tentu saja membuat Jeff cukup terkejut.“Gimana ceritanya, Chris?” tanya Jeff penasaran.Chris menceritakan kejadian siang itu dengan detail pada Jeff agar tidak terjadi kesalahpahaman jika itu kelalaian pegawai lain. Lalu, pria itu juga menjelaskan dia belum memberikan skorsing terhadap Laura karena menunggu instruksi dari Jeff.Tak lama, Jeff memberikan instruksi karena dia juga harus memikirkan hukuman yang cocok karena kesalahan tersebut adalah fatal. Ataukah dia akan melepas wanita itu begitu saja? Karena Lionel sudah tidak mau berurusan dengan masalah ini.“Sadarkan dirimu dulu baru kembali ke kantor atau besok saja kamu masuk kantor,” suruh Jeff. “Untuk masalah Laura, secepatnya aku akan kembali padamu.”“Oke, thanks,” balas Chris.Jeff pun menutup panggilan tersebut. Pria itu gamang karena sedari awal Lionel sudah
“Mommy tidak enak badan, calon adik kalian sedang rewel,” ucap Lionel pendek.“Hah, calon adik gimana, Dad?” Galen heran dengan jawaban yang diberikan oleh ayahnya.“Maksud Daddy, mommy sedang hamil jadi kalian akan punya adik. Sekarang mommy sedang tidur karena kelelahan,” jelas Lionel tersenyum.Kedua putranya terperangah sehingga menghentikan makan mereka lalu keduanya beranjak memeluk Lionel erat. Ternyata si kembar juga antusias dengan kehamilan ibu mereka. Namun, ayahnya menyuruh mereka untuk menurunkan suara karena ibu mereka istirahat.“Lanjutkan makan kalian dulu nanti Daddy beritahu sesuatu,” ucap Lionel menjanjikan.Mereka pun makan dengan lahap karena tidak sabar dengan sesuatu yang dirahasiakan oleh ayahnya. Namun, si bungsu mendadak tersedak karena terburu-buru makan. Lionel pun memberikan minuman agar batuk Galaxy hilang.Usai makan, Lionel mengajak si kembar pindah ke ruang tengah sambil menemani mereka mengerjakan tugas sekolah. Pria itu mengeluarkan ponselnya dan men
Pelayan itu meletakkan kembali nampan yang tadi dibawa ke meja makan lalu dengan cepat menghampiri Joanna. Namun, tamunya sudah tidak terlihat. Dia membantu sang nyonya berdiri, tetapi begitu dia melihat darah di lantai, pelayan itu memanggil Ben.“Ada apa?” tanya Ben yang tergopoh-gopoh.“Harus ke rumah sakit,” ucap pelayan itu panik. “Nyonya berdarah.”Joanna yang merasa lemas akhirnya pingsan dalam dekapan Ben. Dia pun menyuruh pelayan wanita itu untuk memanggil pelayan pria agar membantunya membawa ke rumah sakit.“Jangan lupa hubungi tuan Lionel segera ke rumah sakit yang biasa.” Ben memapah Joanna dengan bantuan pelayan pria yang tiba.Pria itu khawatir terjadi apa-apa dengan majikannya. Bagaimana bisa nyonyanya berada di dekat pintu depan padahal tadi masih berada di ruang tengah? Begitulah isi pikiran Ben yang sedang kalut. Dia meminta pelayan pria untuk mengendarai mobil dan mengantarkan mereka ke rumah sakit.Sementara di rumah, pelayan wanita yang menemukan Joanna tadi masi
“Jeff menghubungiku untuk melanjutkan rapat melalui konferensi video. Mereka tadi menunda diskusi rapat,” pamit Lionel mencium kening Joanna.Hal itu membuat Joanna duduk di ruang tengah sekarang. Dia menemani kedua putranya belajar karena suaminya harus bekerja. Namun, di dalam hatinya, wanita itu merasa jika bekerja adalah alasan Lionel untuk menghindarinya. Tidak tahu kenapa Joanna bisa berpikir seperti itu. Mungkin salah satu penyebabnya adalah karena dia tidak menceritakan apa yang terjadi.Padahal dia tidak ingin terjadi perpecahan di keluarga besar suaminya. Secara keluarga suaminya begitu menyayangi Lionel dan dia tidak ingin merusak hal tersebut. Namun, dia juga tidak ingin calon bayinya menjadi korban dari kecemburuan orang itu.Joanna bimbang tapi sebisa mungkin dia tidak ingin stres seperti kata dokter. Bisa berbahaya untuk janinnya.“Mommy!” teriak Galaxy. Bocah bungsu itu sedari tadi memanggilnya tapi tidak ada
“Ya ampun, Tuan. Kenapa tidak minta ke chef saja?” tanya Ben.“Joanna mengidam aku yang memasak, Ben. Dia tidak ingin makan kalau bukan aku yang memasak,” jelas Lionel agar Ben paham.Kepala pelayan itu hanya tersenyum memperhatikan Lionel yang bingung sendiri. Dia memilih tetap memanggil chef yang bekerja, tetapi hanya untuk membantu tuannya memasak. Tidak mengambil alih memasak.Hampir dua jam berkutat di dapur akhirnya selesai juga. Beberapa porsi burito untuk sarapan khusus istrinya. Sementara untuk kedua putranya sudah disiapkan oleh chef di dapur bangunan khusus yang terletak di sebelah mansion utama.Lionel menyambut kedua putranya yang turun. Pagi ini mereka belum mandi karena setelah sarapan, Lionel mengajak mereka untuk berenang. Kedua sudah duduk di meja makan, tetapi mereka memilih menunggu ayahnya untuk memanggil ibu mereka untuk bergabung.“Sayang, aku sudah membuatkan burito permintaanmu,” panggil
“Jadi, kamu tidak bekerja?” tanya Joanna meski dia sudah tahu jawabannya.“Bukan tidak bekerja tapi aku bekerja dari rumah sambil menjaga kamu,” ungkap Lionel.Joanna memeluk Lionel sebagai rasa terima kasih karena ikut berkorban. Dia memilih untuk diam saja. Wanita itu juga dalam hatinya telah lama memutuskan untuk mempercayakan hidupnya kepada Lionel meski tidak ada kata-kata yang terucap.Keesokan harinya di kantor, Jeff menempati kantor Lionel karena ruangannya begitu kecil dibandingkan dengan pekerjaan kantor yang bertambah di hari Senin yang padat. Karena Lionel akan bekerja dari rumah dan masih ada waktu 1 bulan lebih menuju pernikahannya. Apalagi dia belum bilang kepada Lionel terkait masalah ini.Sepertinya dia harus segera mengatakan kepada Lionel agar dia tidak memundurkan jadwal pernikahannya. Persiapan pernikahan sudah dia serahkan ke Leia dan WO jadi dia hanya terima selesai. Ah, dia juga lupa memberitahu Elise untuk
“Dapat dari mana kamu, Ben?” desak Lionel tidak sabar.“Saya mendapatkan dari truk pengantar bahan makanan seperti biasa, Tuan. Kemarin saya baru ingat karena saat itu bebarengan para pelayan menurunkan bahan makanan,” lapor Ben.Mereka pun memutar file tersebut dan mencari di jam berapa Joanna terjatuh agar lebih cepat menemukan siapa yang tega menyakiti istrinya. Tak lama, terlihat sosok yang berlari menuju pagar mansion. Dengan cepat Lionel menghentikan video tersebut agar dapat melihat dengan jelas.Sosok itu membuat kedua pria tersebut terperangah saking terkejutnya. Ternyata perempuan yang selama ini dikenal oleh Lionel. Namun, yang sangat ingin diketahui oleh Lionel mengapa tega sekali menyakiti hingga istrinya hampir kehilangan janinnya.“Apa ini, Ben? Mengapa Joanna tidak bercerita kepadaku?” tanya Lionel kepada Ben. Pria itu tidak tahu harus berbuat apa. Rasa bersalah itu seketika muncul dan membuat Lionel ter
“Siap,” jawab Jeff tegas. Pria itu pun pergi membawa mobil miliknya keluar dari mansion dan menuju kantor.Namun, dalam perjalanan, ponsel miliknya berdering dan di sana ada nama Elise. Pria itu mengerutkan dahinya tapi tetap menerima panggilan tersebut. Dia pun meminggirkan mobilnya agar bisa menerima telepon dengan tenang.“Halo, ada apa Lise?” tanya Jeff.“Bisakah kamu sekarang ke alamat butik WO? Nanti kukirimkan lewat pesan. Leia cemas dan dia tidak mendengarkanku sama sekali,” jelas Elise.“Oke, aku ke sana,” timpal Jeff.Jeff memutar balik mobilnya setelah mendapat pesan mengenai lokasi dari Elise. Hari ini memang dia telah mendapat kabar dari Leia untuk fitting baju pernikahan. Namun, kabar dari Elise membuatnya khawatir mengenai kekasihnya itu.Tak lama, pria itu tiba di butik tempat Leia berada. Jeff segera masuk ke butik itu dan mencari kekasihnya di antara banyaknya pengunjung. Dia