“Ya udah, tunggu di sini,” ucap Galaxy meninggalkan Avery berdiri di tempatnya.
Pemuda itu menghampiri mejanya dan meminta kunci mobilnya pada Galen karena dia harus mengganti blazer milik Avery. Setelah menjelaskan kepada ketiga temannya, dia pun pamit pergi dari cafe tersebut. Tentunya dengan menyeret Avery yang mengikuti langkah Galaxy dengan keadaan bingung.
Begitu Galaxy membuka pintu mobil untuk Avery, kali ini gadis itu tidak menurut. Dia curiga dengan niat pria itu karena sama sekali tidak menjelaskan mereka akan ke mana.
“Apa sih! Gak, aku gak akan ikut kamu,” protes Avery ketus.
“Gimana sih? Katanya minta ganti blazer? Ayo,” tawar Galaxy. “Kalo menolak, gak akan ada lagi kesempatan untuk mengganti blazermu lagi.”
Avery terdiam dan memikirkan tawaran dari Galaxy. Dia masih ada rapat setelah makan siang hingga sore. Juga tidak mungkin wanita itu akan melepas blazernya karena dia menggunakan bl
“Len, kapan kita ngerjain tugas kelompok?” tanya Brooke pagi di keesokan harinya.Tugas kelompok mereka kurang dari 3 hari lagi dan itu belum sama sekali dikerjakan. Galen lupa akan tugas itu karena beberapa hari terakhir ini dia sibuk dengan kegiatan pribadi bersama Galaxy. Ada sedikit rasa bersalah kepada Brooke sehingga dia pun mengajak gadis itu untuk mengerjakan tugas tersebut besok.Brooke setuju dan mengusulkan untuk apartemennya sebagai tempat kerja kelompok. Pemuda itu hanya mengangguk lalu dia pamit mengikuti saudaranya keluar karena masih waktu istirahat.“Brooke, kamu udah selesai tugas?” tanya Milly.Brooke menggeleng lalu mengajak temannya itu ke kantin karena dia lapar. Tadi pagi dia belum sarapan karena persediaan makanan di kulkas sudah habis. Meski uang kiriman ayahnya tidak pernah kurang tapi dia sedikit malas untuk memasak.“Duh, lupa. Besok kan ada kerja kelompok jadi nanti pulang sekolah kudu belanja,” keluh Brooke sedikit men
“Nona, awas!” teriak Angie menegur Avery yang meleng saking terpaku pada barang bawaannya.Untung saja gadis itu ditarik sebuah tangan agar tidak menabrak troli milik Angie. Meski troli itu kosong tapi tetap saja sakit jika tidak sengaja tertabrak. Avery menatap sang penolong yang tak lain adalah Galaxy. Sebelumnya pemuda itu kebetulan melihat Angie yang sedikit kesulitan untuk membawa troli dan memutuskan untuk membantu.Gadis yang berusia lebih tua dari Galaxy itu hanya mengucap terima kasih tanpa protes lalu pergi dari sana karena dia sudah mulai mendapat perhatian.Tak lama, Joanna menghampiri keduanya dan mengajak untuk segera berbelanja agar mereka tidak terlambat sebelum makan malam. Kedua wanita itu segera memutar ke tempat daging dan sayuran sementara Galaxy sendiri berbelanja keperluannya.“Dari kemarin ketemu terus, apa aku beneran jodoh sama Avery?” gumam Galaxy lalu tersenyum tipis.Padahal dia ikut ke supermark
“Sini, Galen!” teriak Joanna memanggil putranya.Pemuda dengan tinggi yang sudah melebihi tinggi ayahnya itu ikut bersimpuh di sebelah saudaranya. Keduanya tanpa mengganti seragam duduk di lantai menghadap ibunya. Galen paham dengan kemarahan ibu terhadapnya tapi dengan Galaxy, dia heran bagaimana saudaranya ikut mendapatkan hukuman.Joanna memarahi keduanya setengah jam sebelum makan malam. Dia tidak terima karena tidak mendapatkan keterangan apapun. Meski hukuman untuk anak kedua sudah berakhir tapi sekarang malah keduanya yang melakukan kesalahan lagi.Lionel tiba setelah pulang kantor disambut dengan si kembar masih memakai seragam dan menulis sesuatu di ruang tengah.“Kalian kenapa lagi?” tanya Lionel penasaran.“Aku lupa izin mommy kalo mengerjakan tugas di rumah teman,” jelas Galen sekilas lalu melanjutkan kembali menulis hukumannya.Lionel menatap putra keduanya karena dari tadi hanya diam dan tida
“Len, buka pintunya,” ucap Galaxy mengetuk pintunya.Galen membuka pintu kamarnya dengan mata masih mengerjap. Dia kemarin bertukar pesan dengan Jayden untuk mengatur agar terlihat meyakinkan. Galaxy masuk setelah kakaknya kembali ke ranjang. Pagi itu masih pukul 7.00 sementara janji temu dengan Jayden masih pukul 9.00.“Len, aku ikut berkemah. Ini aku mau bilang ke mommy dan daddy,” jawab Galaxy memberi kepastian. “Anak-anak datang jam berapa?”“Jam 9.00, kamu izin ke mommy dan daddy seperti rencana sebelumnya. Nanti alasan Jayden dan Perry ikut karena mereka ingin ikut bermain di alam,” jelas Galen yang kembali tidur sebentar.Galaxy pun turun ke lantai satu dan memeluk ibunya dari belakang ketika menggoreng di dapur. Joanna yang hafal dengan gelagat putranya menyipitkan matanya curiga. Pasti ada yang akan diminta entah itu untuk mengurangi hukumannya atau yang lain.Namun, putra keduanya hany
“Terima kasih,” ucap Brooke yang masih bersandar pada tubuh gagah pemuda itu.Brooke berdiri dengan bantuan Galen. Kayu yang mereka bawa tadi jatuh ke tanah karena pemuda itu menolongnya. Sekarang, pemuda yang memakai kaos pendek itu memilih membawa semua kayu yang tadi terjatuh.Brooke yang merasa tidak enak berinisiatif untuk mengambil air mineral dan diberikan kepada pemuda yang menolongnya. Aksi itu tidak sengaja diperhatikan oleh saudara kembar pemuda target Brooke hingga membuat tersenyum.Dua tenda sudah terbangun dengan apik dan kokoh. Persiapan untuk memanggang pun juga sudah siap. Api masih membara di sana, tinggal mengipasi sebentar untuk mengembalikan apinya.“Mau makan sekarang atau gimana?” tawar Galaxy kepada teman-temannya.Milly dan Brooke berpandangan lalu meminta izin dulu kepada para pemuda jika mereka butuh ke tenda untuk meletakkan barang-barang mereka yang masih di mobil.Galen mengambil alih da
“Sorry,” ucap Milly yang menatap ke arah Brooke yang sudah jatuh dengan pantat menyentuh tanah lebih dulu.“Kalian gak papa?” tanya Galen mendekati Brooke.Pemuda itu membantu Brooke bangkit dan membersihkan kotoran yang menempel di kaki dan bagian pantat secara perlahan. Namun, tidak diduga Brooke menjerit karena kaget sehingga membuat Galen juga sadar jika apa yang dilakukannya salah. Dia pun buru-buru minta maaf.Sementara ketiga pemuda lainnya menahan ketawanya karena melihat Galen salah tingkah dan tidak peka bagaimana cara memperlakukan seorang gadis. Pemuda yang ditertawakan itu akhirnya kembali setelah menolong gadis tersebut.Kembali ke Brooke, yang ikut malu pun memilih untuk berbalik badan dan mengambil ponselnya dari tangan Milly. Dia pamit dari sana untuk mencari tempat yang sepi agar bisa menghubungi ayahnya karena panggilan itu terakhir jam 11 malam.“Lho, Mil, Brooke ke mana?” tanya Galen yang sed
“Duh, gimana mau berangkat sekolah kalo gini,” keluh Brooke saat menatap cermin di pagi hari.Semalaman dia menangis hingga tertidur dan sekarang matanya bengkak. Gadis itu kembali ke ranjangnya dan memutuskan untuk tidak ke sekolah hari ini. Dia tidak mungkin menunjukkan wajahnya yang sembab. Pasti Milly nanti akan bertanya dan dia tidak ingin berbohong kepada mereka.Namun, perut Brooke mendadak berbunyi karena ternyata dia kelaparan. Gadis itu memejamkan matanya dan mengabaikan perutnya yang terus menerus berbunyi. Pada akhirnya, dia pun bangkit dan menuju dapur. Brooke memilih membuat mie instan karena dia tidak dapat menahan rasa laparnya.Gadis yang kali ini menggerai rambutnya duduk menikmati makanannya sambil menyalakan televisi untuk menghiburnya. Ponselnya yang berdering di dalam kamarnya dia biarkan hingga berhenti.“Paling papa lagi. Biarin aja, masih kesel.” Brooke melanjutkan gerutuannya mengingat kemarin membuatnya sakit hati lagi.**Sementara di sekolah, Milly memperh
“Mil, kamu tumben diam aja?” tegur Galaxy yang sedari tadi memperhatikan gadis itu.“Gak papa, kok.” Milly tetap memilih diam dan memperhatikan jalanan yang berubah sepanjang jalan.Galaxy tidak mengorek lebih jauh karena sikap temannya seperti yang ibunya ketika tidak ingin diganggu. Perjalanan itu sangat hening karena Galen juga sibuk dengan pikirannya. Kali ini, Galaxy yang menyetir untuk pulang.Tak lama, dia tiba di rumah milik Milly sehingga gadis itu hanya berpamitan dan turun dari mobil. Setelah itu, Galaxy memilih untuk langsung pulang ke mansion keluarga karena Galen telah memejamkan mata di kursi sebelahnya.“Kalian kenapa sih, pada diam-diam setelah pulang dari apatemen brooke?” gerutu Galaxy. Dia tetap mengeluarkan keluhannya meski tahu bahwa saudaranya tidak akan menimpali.Galen keluar lebih dulu dari mobil dan tanpa menunggu adiknya, dia langsung menuju ke kamar dan hanya menyapa sekilas ibu dan adik perempuannya. Mereka berdua hanya menatap heran karena jarang melihat