Hana berusaha mengalihkan pikirannya dari paket menyeramkan malam itu. Setiap kali mengingat hal itu, Hana sangat cemas dengan keadaan Mario dan Riana yang jauh darinya. Ia hanya bisa terus berdoa, memohon pada Tuhan untuk keselamatan kedua anaknya. Pagi itu, Hana bersiap berangkat ke butik seperti biasa. Ia juga akan meminta karyawan butiknya untuk lebih waspada dan memperketat keamanan. "Ibu sudah siap?" tanya Pak Asep, sopir pribadi Hana. "Sudah, Pak. Tolong bawa kardus dan barang-barang ini ke mobil!"Pak Asep membawa kardus berukuran sedang berisi buku gambar desain dan beberapa paper bag berisi perlengkapan menjahitnya.Hana menuju ke mobil sambil membawa tas di tangannya. Ia membuka pintu belakang mobil dan duduk, sambil menunggu Pak Asep memasukkan semua barang ke bagasi. Pak Asep masuk ke dalam mobil dan mulai mengemudikan mobil itu menuju ke butik. Jarak dari rumah ke butik itu hanya sekitar dua kilometer. Hadi melalui pengacaranya telah membeli ruko tiga pintu yang berl
"Jadi mereka selamat? Kalian bodoh!" rutuk seorang pria muda yang sedang menerima kabar melalui ponselnya. "Maaf, Pak. Kami sudah memastikan rem mobil itu tidak berfungsi. Mereka menabrak sebuah pohon dan mengalami luka-luka. Nyonya Hana dan sopirnya masih dirawat di rumah sakit," jawab pria suruhannya. "Kalian bodoh! Seharusnya mereka mati dalam kecelakaan itu!"Richard memutuskan pembicaraan itu sepihak, lalu melemparkan ponsel itu ke atas tempat tidur. Ia berjalan bolak-balik di dalam kamarnya. Richard Ajisaka, adalah seorang pria muda yang menjadi kekasih gelap Sandra selama ini. Awalnya Richard menganggap wanita yang usianya beberapa tahun lebih tua darinya itu hanya sebagai mesin uangnya. Namun walau tak lagi muda, Sandra adalah seorang wanita yang mempesona dan menggoda. Sandra mampu membuat hati Richard terpaut padanya dan mau menuruti segala perintahnya. Setelah Sandra ditangkap polisi dan dipenjara, dengan terpaksa Richard harus menyembunyikan diri. Ia sempat merasa kece
Setelah dua hari dirawat di rumah sakit, Hana dan sopirnya diijinkan untuk pulang ke rumah. Mario yang mengemudi mobil untuk menjemput Hana dari rumah sakit."Bu, apa masih ada yang terasa sakit?" tanya Riana."Ibu baik-baik saja, Nak. Gak ada yang sakit," jawab Hana."Tapi Ria sangat cemas dan takut kejadian buruk ini akan terulang, Bu. Apalagi Ibu menerima teror paket misterius kemarin. Apa yang harus kita perbuat, Mas?" tanya Riana pada Mario."Aku juga belum bisa berpikir dengan jernih. Aku dan David sudah menyelidiki siapa yang melakukan semua ini, tapi kami belum menemukan titik terang," jawab Mario."Jahat sekali orang itu, aku sempat berpikir bahwa Tante Sandra pelakunya, tapi dia ada di rumah sakit jiwa dan mendapat penjagaan ketat." Riana berpikir keras."Ibu juga berpikir seperti itu, Nak. Kalian harus berhati-hati selama pelakunya belum bisa ditemukan. Selalu waspada dan berdoa, ya," pinta Hana.Riana menggenggam tangan ibunya dan menyandarkan kepala di bahunya. Ia berdoa
Mendengar apa yang telah terjadi pada Riana dan keluarganya, David segera mempercepat rencana kepulangannya."Nak, kenapa pulang mendadak? Apa yang terjadi sebenarnya?" tanya Mama David."Terjadi sesuatu yang buruk pada Riana dan keluarganya, Ma."Mama David terkejut dan tidak menduga apa yang sedang terjadi."David bingung siapa pelakunya, ya Ma?" tanya David."Apa seluruh kejadian yang terjadi pada Riana dan keluarganya itu sesuatu yang disengaja?" Mama David balik bertanya."Mungkin saja, Ma. Mana mungkin semuanya hanya kebetulan? Semua terjadi begitu cepat dan bertubi-tubi.""Apa kamu mencurigai Tante Sandra? Tidak mungkin dia yang melakukannya. Dia masih berada di rumah sakit jiwa itu.""Entahlah Ma. Ya sudah David pergi dulu untuk membantu Mario. Doakan agar semua kejadian ini bisa terbongkar dengan jelas dan pelakunya dapat ditangkap.""Berjanjilah untuk hati-hati, Nak!"David langsung menemui Riana dan Mario. Siang itu Riana dan Mario ada di rumah mereka. Mereka sedang melihat
'Sial! Mengapa mereka berani menyebutkan namaku? Aku sekarang menjadi buronan dan harus melarikan diri dari kejaran polisi,' gumam Richard.Richard sedang berada di dalam sebuah taksi dan menunggu agak jauh dari rumahnya. Beberapa orang polisi dan penyidik sedang mencari barang bukti dan menggeledah rumahnya. Beruntung ia sempat kabur sebelum mereka datang dan membawa barang-barang berharga dan buku rekening miliknya.Richard berpikir cepat, ia harus mencari tempat yang aman dan secepatnya melarikan diri. "Jalan, Pak!" kata Richard pada pengemudi taksi itu.Mobil itu segera berlalu meninggalkan lokasi rumah Richard. Malam itu ia bermalam di sebuah hotel kecil sambil memikirkan rencana yang akan ia jalankan selanjutnya.'Aku harus segera menemui Sandra, sebelum ada yang mencurigai dia. Jika ada kesempatan aku akan mengajak dia kabur dan pergi jauh dari kota ini. Aku dan Sandra bisa hidup bahagia dan menghabiskan kekayaan di tempat yang jauh tanpa rasa takut dan gelisah.'Malam itu Ric
Sepanjang hari itu Mario dan David berkeliling mencari jejak keberadaan Sandra dan Richard. Namun mereka belum mendapatkan titik terang atau informasi mengenai tempat persembunyian mereka.David mengantar Mario pulang ke rumahnya. Mario melangkah gontai dan langsung duduk di sofa. David ikut duduk di sofa itu dan menghilangkan rasa penat yang melanda. Riana dan ibunya menyambut kedatangan mereka dengan ekspresi penuh tanya."Tante Sandra kabur dari rumah sakit jiwa, Bu. Dia pergi bersama kekasihnya, Richard," kata Mario."Kemana mereka pergi? Mas, aku takut kalau anak buah mereka masih berkeliaran dan bisa mengancam kita," ujar Riana."Kalian gak perlu cemas. Polisi pasti bekerja dengan baik dan secepatnya akan meringkus mereka. Kita tunggu saja kabar dari polisi. Aku juga sudah menghubungi seluruh keluarga yang tinggal di dalam dan luar kota. Jika Tante Sandra menuju ke rumah salah satu saudaraku, mereka akan segera memberi tahu kita.""Apa gak ada kemungkinan kalau mereka akan meli
"Rio, kamu ke mana?" tanya Hana ketika melihat Mario langsung berkemas setelah menerima panggilan telepon."Bu, ada kabar terbaru dari polisi. Mobil yang dikendarai Tante Sandra dan pria itu mengalami kecelakaan.""Apa?! Lalu bagaimana keadaan mereka?" tanya Hana terkejut."Pria itu dipastikan langsung meninggal di lokasi kejadian. Sementara Tante Sandra langsung dilarikan ke rumah sakit. Aku dan David harus ke sana, Bu."Mario mengambil tas ranselnya dan bergegas menunggu di teras. Tak lama kemudian David datang menjemput. "Keluargaku juga sedang dalam perjalanan ke rumah sakit itu," ujar David sambil mengemudi mobilnya."Apa kalian sudah mengetahui bagaimana keadaan Tante Sandra?" tanya Mario."Belum ada informasi yang pasti dari pihak rumah sakit. Kita lihat saja nanti." "Kalau Tante Sandra tidak mengalami luka serius, aku akan pastikan dia menerima hukuman sesuai dengan perbuatannya. Kita sudah tahu bahwa hasil pemeriksaan kejiwaan itu telah dipalsukan. Tante Sandra ternyata tid
Hari Minggu pagi, David dan seluruh keluarganya sudah merancang pertemuan antara Sandra, Hana, dan Hadi. Mario dan Riana tentu juga akan ikut serta dalam pertemuan itu. Mama David dan beberapa saudara lain mengantarkan Sandra ke rumah Hana. Sementara itu, David menjemput Hadi di panti jompo dan akan menuju ke rumah mantan istrinya.Hana duduk di depan meja riasnya dengan berjuta rasa. Pertemuan ini tentu bukanlah pertemuan yang diharapkan, layaknya reuni atau temu kangen dengan sahabat lama.Sebentar lagi, Hana akan kembali berhadapan dengan wanita yang sudah membawa luka dan duka dalam keluarga yang dulu sangat bahagia. Entah apa yang akan terjadi nanti. Apakah Sandra sungguh-sungguh akan meminta maaf dan menyesal? Apakah Hana bisa memaafkannya? Sungguh ia sangat menyadari bahwa dirinya bukan malaikat yang bisa melupakan begitu saja kejahatan Sandra yang membuat hidupnya hancur berkeping.Riana masuk ke dalam kamar dan berdiri di belakang Hana. Ia mengusap bahu ibunya itu dan berkat