Share

Bab 42. Mencari Batu Giok Hitam Yang Asli

Semburat pagi mulai menembus daun-daun pinus yang berembun. Suasana kembali tenang. Udara segar langsung terasa. Hutan yang penuh dengan efek kesehatan yang bagus. Tenang tapi menghanyutkan.

Tak lama, tangan Mae bergerak pelan!

"Ibu," panggil Sher pelan dan mengelus pipi ibunya yang masih dalam pelukannya.

"Ah, badanku sakit semua. Kau kah itu Sher?" Mae langsung menatap wajah anaknya penuh bahagia.

Sher mengangguk sambil tersenyum bahagia. Segera diraihnya wajah yang dirindukannya itu, mengecupnya berulang kali, lalu memeluknya erat.

"Ho, adikku yang baik, terima kasih. Bila tak ada kau. Aku tak akan kembali." Senyum merekah menghiasi wajah lesu Mae.

Pandangan Mae tertuju pada sosok anak kecil yang masih juga belum siuman.

"Elang?"

"Dia sedang tertidur, lelah dan lapar membuatnya begitu. Tapi ini belum usai Mae."

"Aku tahu." Ditatapnya wajah anak kecil tersebut, "Dia dehidrasi, bibirnya pucat."

"Ini lebih baik, aliran darahnya sudah aku normalkan. Semoga saja ia bangun dari komanya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status