Elang adalah keturunan dari kesatria pedang giok hitam, dirinya tak mengetahui hal tersebut. Berulang kali mengalami mimpi yang sama. Akhirnya dirinya yang cupu dan tak mempunyai ilmu beladiri akhirnya nekad mencari leluhurnya, dengan ditemani teman dekatnya yang ternyata keturunan cenayang . Mata emasnya mampu membuka tabir pengurus dari pedang yang terpisah dengan batu giok berwarna hitam. Apakah Elang mampu mengatasi musuhnya yang berupa monster berwujud manusia?
Lihat lebih banyakWajah Elang tegang sesaat, mendengar penjelasan Ho tentang siapa sebenarnya Huang. "Dia musuh dalam selimut, dia yang menggulingkan jabatan kakekmu, Bahkan Shang Fu mendapatkan fitnah dari istri Huang, yang berakibat dirinya diusirnya dari kota ini." Ho masih menerawang jauh ke masa silamnya."Bedebah itu yang kau serang waktu ada di tanah keramat, dan kau berhasil membuat kedua istri Huang yang berbentuk kelelawar raksasa itu terluka berat. Entah bagaimana nasib monster jelek itu," timpal Bho dengan geram.Ada rasa amarah dalam diri Elang tentang masa lalu kakeknya yang tersingkirkan oleh lelaki jahat bernama Huang."Aku akan menghadapi dia." Elang semakin mantap dengan tekadnya."Aku punya rencana." Lalu Ho mulai berdiskusi dengan mereka."Kau masih ingat semua kejadian itu Bho? Kaulah saksi satu-satunya atas pertarungan mereka." tanya Ho melihat pada Bho."Iya, akan aku coba mengingatnya, saat itu ..." Bho menceritakan kejadian itu dengan runtut. "Sayang sekali aku dan Sher tak b
Mata giok hitam itu bersinar tertimpa sinar matahari. Sinarnya berpencar ke segala arah. Karena permukaannya yang berbentuk prisma tak beraturan. Giok itu tertancap pada salah satu batang pohon tersebut. Pantas saja setiap matahari tepat di tengah gunung ini terlihat bersinar. Orang yang memandangnya mengira bahwa gunung itu adalah tempat para dewa. Setelah lama bertahun-tahun barulah tahu, bahwa sinar itu terpancar dari pantulan batu giok hitam milik Shang Fu. Batu ini lah yang ditakuti oleh Huang hanya pedang milik panglima perang itu yang dapat membelahnya. Karena ketakutannya, maka mata pedang itu yang merupakan batu giok itu ia buang hingga menancap pada batang pohon tua ini selama puluhan tahun. Saat itulah kekalahan berpihak pada Shang Fu, dan naasnya, Huang tak bisa kembali kepada bentuk semula sebagai manusia, ia harus menunggu 30 tahun. Huang menjadi monster mirip naga yang tinggal di dinasty yang hilang, perwujudannya sangat menyiksanya. Kekuasaannya menjadi berantakan oleh
Semburat pagi mulai menembus daun-daun pinus yang berembun. Suasana kembali tenang. Udara segar langsung terasa. Hutan yang penuh dengan efek kesehatan yang bagus. Tenang tapi menghanyutkan.Tak lama, tangan Mae bergerak pelan! "Ibu," panggil Sher pelan dan mengelus pipi ibunya yang masih dalam pelukannya."Ah, badanku sakit semua. Kau kah itu Sher?" Mae langsung menatap wajah anaknya penuh bahagia.Sher mengangguk sambil tersenyum bahagia. Segera diraihnya wajah yang dirindukannya itu, mengecupnya berulang kali, lalu memeluknya erat."Ho, adikku yang baik, terima kasih. Bila tak ada kau. Aku tak akan kembali." Senyum merekah menghiasi wajah lesu Mae. Pandangan Mae tertuju pada sosok anak kecil yang masih juga belum siuman."Elang?""Dia sedang tertidur, lelah dan lapar membuatnya begitu. Tapi ini belum usai Mae.""Aku tahu." Ditatapnya wajah anak kecil tersebut, "Dia dehidrasi, bibirnya pucat.""Ini lebih baik, aliran darahnya sudah aku normalkan. Semoga saja ia bangun dari komanya
Ho langsung berada di dimensi yang lain. Tubuhnya langsung bersembunyi diantara gundukan batu. Tempat ini mirip sekali dengan goa yang sudah sangat lapuk. Bau busuk dan amis lebih dominan, bukan aroma tanah ataupun akar pohon yang banyak menjuntai dari atas. Matanya beredar cepat mencari sosok kakaknya, karena Mae sudah menjadi bagian dari mereka, Ho tak bisa mencium dan mengendus aroma tubuhnya.Perlahan kakinya melangkah menyusuri tempat tersebut. Mata emas Ho sudah kembali sempurna, maka ia bisa menggunakan mata itu. Tak jauh dari tempatnya berdiri, ada segerombolan mahluk dalam balutan kain rombeng, mereka mencicit, meludah bahkan di sudut ruangan ada yang sedang berkelahi. Tempat mereka sangat berantakan, belatung, dedaunan kering berserakan dan sangat menjijikan."Aku mencium sesuatu! Ada manusia di sini!" ungkap salah satu dari mereka dan berjalan sambil menghirup udara."Baunya sangat kuat." timpal yang lain.Sesaat dua mahluk yang berkelahi tadi terhenti, dan mereka mulai me
Malam ini menjadi malam penuh epik, Ho terus memeriksa Elang, totokan ringan pada pergelangan tangannya membuat Elang tersadar kembali, masih dalam keadaan sangat lemas karena perjalanan dalam keadaan perut kosong, kelelahan jiwa dan raga. Ho kembali memeriksa dada pemuda itu, mengapa Ho begitu peduli pada pemuda ini? Karena dialah inti dari semua ini. Perlahan Elang mulai bangun dan megangi tangannya, dengan sadar langsung tahu siapa orang di hadapannya."Paman Ho, syukurlah kalian datang, tolong Sher, cepat." Suaranya lemah hampir berbisik."Tenangkan dirimu, Elang, aku butuh tenagamu, pejamkan matamu, aku akan ambil mata emasku, ini tak akan sakit." Paman Ho mulai merapal mantranya, hanya sebentar saja, mata emas milik Ho sudah kembali. Elang tersadar dan langsung membuka matanya perlahan."Paman, maafkan lah aku.""Tenang, jangan banyak bicara, aku mau dampingi kakakku dahulu, jagalah raga kami."Elang mengangguk lemah.Lalu, tangan Ho, segera meraih tangan Kakaknya, kekuatannya k
Pemuda berwajah keras itu menggenggam erat gagang pedang milik kakeknya, kini kesadarannya sedikit pulih perlahan. Mencoba mendekati Bho dan Sher. Memeriksa keduanya, Bho bersuhu tubuh panas, dan tubuh Sher terasa dingin, bibirnya sudah mulai memburu, Elang mendesah panik, mengapa tak disadari hal seperti ini, pikirnya menyesal. Lalu apa yang harus dilakukannya, tak ada kain tebal untuk menyelimutinya, bahkan meminta bantuan pun tak bisa, mereka terlalu masuk ke dalam hutan. Tiba-tiba, Brak!! Gedebuk! Terdengar benda jatuh dengan kerasnya. Elang segera waspada. Matanya langsung mengawasi area sekitar, keringat dingin mulai keluar, memang dirinya yang penakut mulai menjalari pikirannya."Jangan takut ,Elang. Jangan takut, semua butuh bantuan mu." Pemuda itu menyemangati dirinya sendiri.Benda yang jatuh itu adalah dua tubuh renta dari Ho dan Mae, mereka tak selincah dulu, Mae nampak cemberut saat tubuh Ho menimpa kakinya."Sudah aku bilang, aku tak mau kau buat uji coba teleport-mu, ka
Kali ini Jiang merasa dihargai, ada seseorang hadir bertandang ke rumahnya, ingin menyelesaikan permasalahan Jiang atas kepemilikan rumah tersebut."Aku tahu, ada dua sertifikat tanah atas kepemilikan dengan nama yang sama. Keduanya mengaku asli.""Punya akulah yang asli, itu dibuat oleh suamiku almarhum dan kami sama sekali tak pernah menggunakan sertifikat ini untuk agunan apa pun. Murni masih bersih," jelas Jian."Hem, aku ajukan saran, kalau kau mau, aku bisa bantu. Balik nama sertifikat itu atas namamu.""Tapi suamiku sudah meninggal.""Aku bantu. Oh ya kenalkan nama aku Reksa. Ini nomor teleponku, silakan hubungi aku, bila ada perlu."Jiang menerima sebuah kartu nama dari lelaki tersebut, dan hanya bisa memandang kepergiannya begitu saja.Kini kartu itu masih dalam genggamannya, dia sudah menceritakan semuanya pada Rudi. Lelaki itu hanya diam dan melihat Jiang."Semoga saja orang itu bisa membantumu Jiang. Yang aku tahu Reksa adalah pamannya Jordi.""Apa! Jadi dia ...""Kita ti
Mae terpaksa menggunakan ilmu yang seharusnya dilarangnya. Selama ini dirinya tak menggunakan mantra hitam. Ho yang tahu kalau setiap mantra yang diucapkan Mae pasti manjur. Ini adalah kesalahan fatal yang dulu pernah ia gunakan. Ibunya memang berbeda dengan ibu Ho. Mae adalah anak bawaan Ayahnya, yang setelah menikah, barulah ada Ho, A liang dan ibunya Nira.Sejarah keluarga besar Mae sudah menutupnya rapat-rapat karena ia adalah keturunan ke 13 dari klan ibunya."Ho, aku takut melakukan ini. Aku takut tak bisa kembali pada diriku sendiri. Aku —" Mae terisak. Dirinya tak mau kembali ke masa silamnya."Kak Mae, percayalah kau bisa.""Sudah bertahun-tahun aku kubur dalam-dalam mantra itu, dan aku tak bisa mengingatnya lagi.""Kau adalah yang terpilih, pasti bisa. Aku tak bisa melihat Sher, dia sudah masuk dimensi yang lain. Dia tak menyadari itu. Tubuhnya tertidur lelap. Ia tak akan bisa gunakan mata emasnya lagi.""Apa!"***Dalam kegundahan hati Mae. Di dalam hutan di balik gunung,
Akhirnya Mae dan Ho mendapatkan sebuah kamar yang cukup lumayan. Dalam kamar segera Ho gunakan sihirnya untuk melindungi diri, menciptakan makhluk astral dibuatnya menyerupai dirinya dan Mae. "Dia akan stay tinggal di kamar ini, kita bisa mencari info di mana Sher.""Bagus, kerjamu cepat Ho. Terima kasih."Sementara Mae dan Ho dalam penginapan, kembali kepada tiga manusia yang terperangkap dalam hutan dibalik gunung, hutan itu adalah terusan hutan milik kuasa Shang Fu. Bagai mata uang. Kalau di hutan larangan justru murni bersih tak ada hantu maupun monster, sedangkan hutan dibalik gunung justru inilah tempatnya para suhu dari monster dan hantu. Hutan dalam satu area tapi terpotong oleh sebuah gunung yang ujungnya selalu berawan. Dua tempat yang berbeda, kita lihat, hutan yang saling berseberangan. Semoga saja Elang mampu pecahkan semua misteri batu giok yang asli ada di mana.Tubuh Bho bergetar hebat, mata kecilnya melihat sesuatu yang menyeramkan di balik rimbunan semakin belukar.Y
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.