Share

Part 39. Bukan Lelaki Baik

Aku tidak menjawab sama sekali permintaan Sergio. Sungguh, itu sangat berat. Aku tidak bisa egois hanya memikirkan diri sendiri, sebab ia memiliki anak dan istri. Anak-anaknya masih kecil, mereka butuh perhatian besar.

Sergio menatap, tatapan itu penuh harap. Ada banyak luka yang dapat kulihat. Membuat dada semakin terasa sakit dan perih karena tersayat.

“Pulanglah. Kita tidak akan pernah menikah.” Akhirnya kalimat itu terlontar juga setelah kutahan beberapa saat. Dada rasanya semakin terasa sesak, ingin meledak.

Setiap bersamanya aku merasakan bahagia juga luka dalam waktu bersama. Entah seperti apa definisi sebenarnya yang ada di dalam dada. Aku merasa tenang ketika berada di sampingnya, tapi juga gelisah. Gelisah ketika memikirkan anak-anaknya di rumah.

Ketika dulu kami menginap di hotel semalaman, istrinya berkata anak-anaknya rewel karena merindukan papanya. Entah seperti apa sekarang kondisi mereka.

“Aku tidak akan pulang tanpamu.” Ia bersikukuh.

Aku mendesis pelan. Pusing
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status