Share

Melawan

“Ibun akan bekerja?” tanya Shabiru.

Sepia sedang sibuk membuat nasi goreng, lalu tangannya dengan lihai menyalakan kompor untuk membuat telur mata sapi. Keduanya ia kerjakan bersamaan. “Iya, sayang.”

“Nanti baju ibun bau minyak kalau begitu. Aku, kan belum lapar. Masih bisa makan nanti saja sama Kak Afandi,” ujar Shabiru yang duduk mengayunkan kaki kursi meja makan.

“Sarapan itu penting sayang.”

Sepia tidak peduli dengan pakaiannya yang telah rapi. Tidak masalah saat ia harus memasak terlebih dahulu sebelum berangkat. Lagipula hal seperti itu tidak ia lakukan setiap hari.

“Memangnya ibun tidak akan telat?” tanya lagi Shabiru.

“Tidak kok, ini masih sangat pagi. Kantor juga dekat.” Sepia meletakkan nasi goreng telur mata sapi ke atas piring lalu memberikannya pada Shabiru. “Makan dulu, ya.”

Shabiru mengangguk dan mulai meraih makanan itu. Sementara Sepia beralih mencuci peralatan masak dan tangannya. Menjadi ibu sekaligus wanita karir bukanlah hal yang mudah, tetapi bukan pula hal yang
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status