Share

Bab 12

Bab 12

Seandainya saja ada bahu tempat bersandar atau guling untuk ku peluk mungkin sudah remuk keduanya ku buat. "Karena apa?. Karena aku merasa menyesal, kenapa mesti menunggu ia yang menceraikanku. Aku kan bisa menggugatnya dengan semua bukti yang ku punya. Kenapa juga aku harus menunggu dan mengulur waktu. Untuk apa?."

"Apa kalian berharap aku akan rujuk dengannya setelah rayuan gombalnya yang seolah memikirkan kebahagiaanku dengan Anggia?"

"Oh, tidak." Bermimpi pun aku nggak mau.

Terbukti sudah, kalau itu hanya omong kosong yang keluar dari lidah tak bertulang miliknya. Bahkan kini, mungkin ia lupa akan niatnya memperbaiki rumah tangga kami setelah ia tahu kalau gundiknya itu tengah hamil.

Sudah pasti anak Ryan, bukan?

Saat tiba di parkiran, ku hapus air mataku dengan tissu yang ku rogoh dari dalam tas selempang. Cukup sudah aku membuang air mata ini untuk pria yang tak berguna seperti Ryan.

Ku ambil ponsel dari dalam saku celana dan menghubungi Om Wijaya saat itu juga.

"Om, a
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status