Share

Part18

“Iya, Mas. Masih baru, belum juga satu jam.” Aku kembali merapatkan pintu. “Mas Raka mau minum kopi atau teh? Yang lain pada ngumpul di teras belakang.”

“Kalau Mas nggak ada, Deni sering datang, ya?” Bukannya menjawab, dia malah balik bertanya. Selalu saja seperti itu.

“Iya, Mas. Kan nganterin Mama.”

“Kalau nanti dia dateng sendiri, jangan diladeni, ya.”

“Iya, Mas,” jawabku tanpa mau tahu alasannya.

Aku langsung menuju dapur, sedangkan Mas Raka langsung naik ke atas, menuju kamar mereka. Aku kembali ke teras belakang, dengan membawa secangkir teh di atas nampan.

“Mas Raka nya mana, Delima?” tanya Mbak Silvi.

“Tadi pas Delima ke dapur, Mas Raka ke kamar, Mbak.”

“Oh, langsung mandi kali, ya.”

“Iya kali, Mbak.”

“Kamu ini gimana sih, Delima. Suami mau mandi kok nggak disiapin keperluannya,” timpal Mama. Sepertinya dia tidak suka kalau anaknya tidak dilayani dengan baik.

“Punya dua istri kok apa-apa masih sendiri. Ladeni dulu suamimu sana!” perintah Mama.

Aku terdiam. Lalu melirik wajah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status