Share

Bab 19. Ada Aku

“Beri kami waktu lagi, Ma. Kami akan lebih berusaha,” ucapku sambil menatap Mas Faiz. Berharap dia menguatkan apa yang aku katakan.

Alih-alih mengucapkan kata-kata, dia justru mengalihkan pandangan ke arah lain. Seakan menunjukkan kalau dia juga menyerah.

“Mungkin ini takdir yang menempatkan kita harus mengambil keputusan yang kadang tidak sesuai harapan. Mama harap kamu mengerti posisi Mama dan memaklumi keputusan yang akan diambil.”

Mata ini menatap mertuaku dengan tidak mengerti ujung dari ucapannya. Dia tidak melanjutkan ucapan, justru menekan dada yang terlihat kesulitan bernapas.

“Mama istirahat saja, ya.”

Aku menatap mereka dengan perasaan tidak percaya. Sadar akan apa yang dimaksud, setelah mencoba mencerna kata-katanya. Pengabdianku sebagai istri dan menantu seakan menguap begitu saja. Harga seorang wanita dimata mereka hanya sekedar pencetak anak, bukan seorang teman hidup.

Suamiku yang sebagai sandaranku pun tidak disampingku lagi. Tanpa ada sepatah katapun untuk mempertaha
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status