Share

[30] Ray, Selamatin Anak Kita!

Akrobat yang Vero lakukan sukses membuat calon penerus tahta Husodo itu tampak seperti mumi. Tangan dan kakinya terlilit perban, begitu juga dengan kepala berbalut plester. Perbedaan mereka hanya terletak pada ajal yang tak kunjung menjemput Vero.

Hiks!

Vero trauma. Seumur hidupnya ia tidak akan sudi lagi menaiki kursi roda. Ia lebih baik ngesot, mengepel lantai untuk sampai ke tempat tujuan.

"Mommy Abang pengen kencing."

Sial!

Rahangnya terasa kaku dan sulit dibuka. Vero ingin menangis, tapi ia malu. Stefany sedari tadi memandangnya dengan pandangan mencemooh. Keaktifannya berbuah celaka. Niat menyelamatkan sang mommy, ia justru menganiaya dirinya sendiri. Untung tidak disapa para malaikat di alam baka.

Mellia mendekat, membawa pot urinal yang dirinya ambil dari kamar mandi. “Mommy pegang,” belum selesai kalimat Mellia terangkai, Vero berteriak. “No Mommy!” sela Vero.

Horor!

Otaknya mendadak traveling ke alam lain.

Vero tidak mau mempermalukan dirinya sendiri dihadapan Stefany. Bi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status