Share

Salah Paham

“Itu kenapa Allah melarang kita mendekati wanita yang bukaan mahram, Bang!”

“Maaf, Dek.” Nisa langsung memalingkan wajahnya ke jendela. Liburan yang kuanggap akan memperhangat hubungan kami yang dingin, malah jadi hambar. Setelah panggilan dari Ibu Santi ditutup. Nisa tak mau lagi tertawa, entah apa yang tengah dia pikirkan. Akhirnya setelah mengunjungi Farm House, rencana menginap pun kami batalkan, tak ada protes dari Nisa, dia hanya menjawab sekenanya.

“Sa, kamu marah?” tanyaku saat sampai di rumah, anak-anak sepertinya kelelahan masih sore pun mereka sudah terlelap.

“Iya, aku marah. Kamu selalu membuatku bingung, Bang.”

“Aku enggak akan menemuinya.”

“Abang bilang begitu, tetapi sepanjang jalan terus saja memikirkannya, mendiamkan kami semua.” Nisa membalikkan badannya, memunggungiku.

“Melupakan itu sulit Sa, tapi demi kamu aku akan mencobanya.” Pantas saja di kantor
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status