Share

42. Pembantaian di Kedai Ramen

Reza semakin larut dalam permainannya. Ia benar-benar menghayati peran sebagai raja iblis yang bermain maut dengan empat pria asing dalam kedai. Satu sudah kalah. Kini tersisa empat kandidat berhadapan dengan ramen beruap.

“Ayo makan!” kata Reza pada dua tentara di sebelahnya. “Jangan malu-malu.”

Sebuah keramahan ala Indonesia yang justru membuat para tentara tidak nyaman. Tentara yang tereliminasi kini tak kunjung kembali, membuat si botak dan janggut oranye makin berburuk sangka.

Namun, pertandingan baru saja dimulai. Reza terlihat menggila kala menyeruput suapan berikutnya. Sangat menikmati. Begitu pula dengan pria jas abu-abu rambut pirang yang masih tampak berwibawa meski seruput mi menggema.

Dua tentara yang memakan pesanan Reza masih mengamati setelah sebelumnya terperanjat dengan gugurnya satu kandidat. Mereka menerka akankah saingan berikutnya kembali jatuh dalam kegilaan sang pembunuh legendaris.

Pria jas abu-abu menarik napas. “Makanlah. Hormati tuan ini yang sudah susah-su
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status