Share

Misteri Buku Harian Ibu

Hari-hari Khair berlalu, mengalir lebih ringan dari biasa sejak Khair membaca surat perpisahan dari Rumaysha. Dia fokus kepada bimbingan skripsi sambil tetap memberi perhatian untuk kakaknya.

"Teh, mushola kedai kopi sedikit lagi selesai, kan? Jadi tasyakurannya?" tanya Khair ketika Khaira sedang sibuk menghitung keuangan kedai.

"Kamu udah bayar uang kuliah?" Sudah kebiasaan Khaira memang, jika ditanya dia malah balik nanya.

"Nanti aja lah, sekalian pengajuan sidang," jawan Khair sekenanya.

"Minggu ini ada sedikit laba, nih. Bisa kamu tabung buat uang kuliah." Khaira menyodorkan segenggam lembar puluhan ribu rupiah.

"Ngak usah, Teh. Khair juga lagi ngumpulin kok. Kebetulan kemarin baru dapat job privat tahsin anak SD. Jadi ada tambahan lah buat bayar tunggakan kuliah."

"Enggak apa-apa. Ambil aja ini, biar cepat banyak tabungannya. Jangan sampai kuliah kamu terhambat karena macet iurannya."

"Hm ... simpan saja dulu, Teh. Siapa t

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status