Share

Bab 22

Selesai makan, pembicaraan mulai mengarah ke topik negosiasi. Notaris dari pihak Bapak membuka suara dan menjelaskan isi dari surat. Ternyata Bapak sekalian mengurus balik nama kebun teh itu menjadi namaku.

"Silakan Ibu menandatangani surat ini," ucap notaris pria itu.

Ibu tampak ragu-ragu untuk meraih pulpen yang diberikan. Sejenak ia masih memainkan pulpen. Jelas sekali raut keberatan tergambar jelas di wajahnya.

"Tolong segera ditanda tangani ya, Bu. Kami nggak punya banyak waktu untuk menunggu terlalu lama," cetusku mulai kesal.

Ia melemparkan tatapan tajam ke arahku.

"Jangan mentang-mentang kamu itu kaya dan bisa membeli kebun teh kami, terus kamu jadi sombong, Nia!" bentaknya dengan suara tinggi.

"Tapi kenyataannya memang seperti itu 'kan, Bu? Wanita sombong seperti anda, yang dulu selalu menghina aku dan keluargaku, sekarang justru sudah berada di ujung kebangkrutan 'kan? Kami yang dulu selalu anda hina, justru kami yang membeli kebun teh anda. Terus, anda juga justru memi
Hana Makaira

Terima kasih yang sudah setia. Saranghaee.

| 3
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (3)
goodnovel comment avatar
DRIYANS TV
kerennnnn up trusss Thor
goodnovel comment avatar
Uung Gunarso
semakin penasaran, ceritanya bagus
goodnovel comment avatar
Sri Lestari
bagus crtnya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status