Share

BAB 26

Cahaya matahari yang masuk dari celah korden memaksaku untuk membuka mata. Karena cahayanya cukup menyilaukan. Ternyata sudah jam sepuluh.

Aku menggeliat di balik selimut. Kulihat Arman masih terlelap di ranjang berbeda.

Segera kusambar handuk di gantungan. Kamar yang hanya menggunakan kipas angin ini sudah membuat tubuhku basah oleh keringat.

Kubasuh tubuh di bawah kucuran air. Lebih baik setelah ini membangunkan Arman lalu mengajaknya sarapan. Setelah itu segera mencari keberadaan suami miskin tak tahu diri itu.

Beruntung Arman tidak susah untuk dibangunkan. Mungkin karena dari pada telinganya panas mendengarkan omelanku.

Dengan menggunakan taksi, aku menuju hotel sesuai yang diinformasikan.

"Bu, pelan-pelan saja. Jangan terburu-buru begitu," tukas Arman.

Tak kuacuhkan ucapan Arman. Tak sabar rasanya untuk memergoki Bang Wahyu dan gundiknya itu. Kalau memang mereka ketahuan selingkuh, maka bersiap-siap saja aku ten-dang mereka.

Kebetulan pintu lift sedang terbuka, cepat aku m
Hana Makaira

Jangan lupa vote dan bagi gem buat aku yaaa.

| 2
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status