Ningsih menceritakan semua sebab yang membuat Arman ditangkap. "Dasar gobl0k! Begitu aja nggak becus sih kamu, Ning!" Rahma memijat dahinya yang berdenyut. "Rencana kita untuk menghancurkan Kania dan keluarganya. Karena kebetulan kita memiliki dendam yang sama. Tapi kenapa bisa sampai Arman yang tertangkap, Ningsih?""Aku juga nggak tahu, Mbak. Aku menyuruh Arman untuk menculik Kania. Tapi bodohnya Arman, bukannya dia membawa Kania ke luar kota, malah dia membawa wanita itu ke kontrakannya. Tentu saja jejak Kania lebih mudah untuk ditemukan," jelas Ningsih."Arman memang benar-benar anak bod0h!" geram Rahma kesal. "Lalu, apa yang harus kita lakukan sekarang, Ning?""Entah lah, otak ini masih buntu, Mbak."Tiba-tiba saja pintu terbuka. Wahyu berdiri di sana bersama dokter yang biasa menangani Rahma dan juga beberapa orang polisi."Benar dugaan saya 'kan, Pak? Dia hanya berpura-pura gila supaya tidak terjerat hukum. Lihat, dia baik-baik saja 'kan?""Mas-Mas Wahyu? Ka-kamu masih hidup?"
"Iya, Mas. Nggak usah. Sakitnya nggak terlalu berarti kok," tukas Kania tanpa melihat. Ia takut kalau-kalau Abimanyu menyadari pipinya yang mulai terasa panas. Pasti merah seperti kepiting rebus. "Alhamdulillah kalau begitu. Aku senang kalau kamu sudah baik-baik saja. Karena melihat keadaanmu tadi, aku benar-benar khawatir." "Mas khawatir padaku?" "Ya iyalah, Kania. Pakai ditanya lagi." "Kok bisa?" "Bisa lah." "Karena apa?" "Karena aku suka sama kamu." Kedua alis Kania terangkat sambil tersenyum kecil. Pancingannya berhasil. Tinggal Abimanyu yang menutup mulut seraya merutuki kebodohan dirinya. Bagaimana bisa aku keceplosan? "Kamu suka sama aku, Mas?" goda Kania. Dalam hati ia bersorak. Karena ternyata perasaannya tidak bertepuk sebelah tangan. "Aku ... Aku ...." "Sudah akui saja, Nak Abi. Kami setuju kok, kalau kamu memperistri anak kami." Tiba-tiba Pak Danu masuk bersama istrinya yang membawa Indah dalam gendongan. "Pakde, Bude," ujar Abimanyu sembari menggaruk-garuk ke
KITA BELI KESOMBONGAN MERTUAMU, NDUK (SEASON 2) PART : 1 season 2 Sebuah rumah berlantai dua yang sudah disiapkan Abimanyu untuk hunian dirinya bersama Kania, siap menyambut pasangan pengantin baru yang tengah dimabuk cinta itu. Kania melangkah pasti dengan senyum semringah terus menghiasi wajah cantiknya. Mulai hari ini, statusnya telah berubah menjadi Nyonya Abimanyu. “Ini rumah yang akan kita tinggali nantinya bersama Indah juga. Kamu suka?” Abimanyu merangkul pundak Kania. Kania mengangguk. “Suka dong. Suka banget malah.” Abimanyu mendaratkan sebuah kecupan hangat di kening Kania. Wanita yang sudah lama ia idamkan untuk menjadi istri, ada pada sosok Kania. Lembut dan penyayang. Tanpa membuang waktu, Abimanyu segera menggendong tubuh Kania, masuk ke kamar pengantin yang sudah dihiasi dengan nuansa warna ungu lavender, favorit Kania. Gejolak kelelakiannya sudah bergelora. Karena sejak menduda beberapa tahun lalu, Abimanyu belum pernah bersentuhan dengan siapapun. Hingga malam
KITA BELI KESOMBONGAN MERTUAMU, NDUK PART 2 SEASON 2 Gerakan mata dan jarinya berhenti pada sebuah pesan tak bernama, di antara pesan dari keluarga dan para koleganya. Degup jantung seakan berhenti, ketika membaca pesan bernada ancaman, di antara banyak pesan yang belum sempat ia buka. [Aku bukan mau mengucapkan selamat atas pernikahan kamu. Justru aku mendoakan agar pernikahan kamu hancur dan tidak bahagia. Tunggu aja!] Abimanyu menelan ludah. Ia sudah bisa menebak siapa pengirim pesan ini. Padahal, semua akses komunikasi dan jejaring sosial bersamanya, sudah diblokir Abimanyu. Dan dia datang lagi, menggunakan nomor lain. Lelaki berambut model short side part style ala Randy Pangalila itu, mengusap frustasi wajahnya. Kenapa badai ujian yang menerpa, justru di awal pernikahannya? Melakukan malam pertama saja belum. Ia mengetuk-ngetuk bagian belakang ponsel dengan kedua telunjuknya, menimbang, apakah pesan ini dibalas atau tidak. Seandainya pesan ini dibalas, apakah ada resiko yan
KITA BELI KESOMBONGAN MERTUAMU, NDUK! Part 3 Season 2 Nomor yang tadi mengirim pesan bernada ancaman tadi tertera di layar. Brengsek, nekat sekali dia sampai menelepon di saat-saat seperti ini. “Siapa yang nelpon, Mas?” tanya Kania. “Bukan siapa-siapa. Nomor yang tidak bernama seperti ini, malas rasanya untuk diangkat. Kalau memang ada yang penting, dia pasti ngechat aku,” dalih Abimanyu. Ia melangkah ke arah lemari, mengambil piyama di sana. Sembari mengenakan pakaian, pikiran Abimanyu berputar mencari cara, agar pengirim pesan misterius tadi tidak terus menganggu kehidupan barunya saat ini. Dia ingin agar semua masa lalunya yang sudah dikubur dalam-dalam, tidak akan pernah mencuat lagi ke permukaan. Kania memperhatikan gerak gerik Abimanyu yang semakin aneh. Lelaki itu berdiri terpaku di depan lemari, seperti tengah melamunkan sesuatu. Ada apa sebenarnya? “Mas ….” Abimanyu terlonjak kaget. “Ah, eh, ya, ya.” Ia tergagap, menyadari sang istri sudah berada di balik punggungnya.
KITA BELI KESOMBONGAN MERTUAMU, NDUK Part 4 Season 2 “Santai saja, Mas. Jangan grogi begitu.” Suara itu … Astaghfirullah, benar dugaan Abimanyu. Pengirim pesan misterius itu adalah Liana—mantan istrinya yang sudah lama tidak terdengar kabarnya. “Mau apa kamu, Liana?” tanya Abimanyu ketus. “Kamu nanya mau aku, Mas? Aku mau kamu meninggalkan perempuan itu dan kembali padaku.” Tawa Abimanyu menggema di ruangan bercat putih bersih itu. “Apa kamu bilang? Kamu menyuruh aku ninggalin istriku sekarang? Siapa kamu, nyuruh-nyuruh aku? Lagian, kamu sudah gak ada hak atas hidupku.” Terdengar suara desah napas Liana di ujung telepon. Rasa penyesalan mendalam masih membekas di hatinya hingga kini. Penyesalan karena sudah menyia-nyiakan suami sebaik Abimanyu, demi lelaki seperti Indra. “Tapi, aku menyesal, Mas. Dan aku juga masih sangat mencintai kamu. Kenapa, sih, kamu selalu menutup kesempatan untuk aku?” lirih Liana. “Bahkan kamu sampai memblokir semua akses komunikasi kita.” Abimanyu men
KITA BELI KESOMBONGAN MERTUAMU, NDUK! Part 5 Season 2 Cepat Abimanyu mematikan sambungan telepon dengan mantan istrinya. Lantas ia pun segera menghapus pesan dan log panggilan terakhir dari Liana. Kania memang sudah tahu tentang statusnya sebagai duda beranak satu. Tapi, soal Liana yang kembali mengganggu ketenangannya, rasanya Abimanyu lebih baik merahasiakannya saja. Ia tidak ingin menambah beban pikiran istrinya. “Ya, Allah, hamba mohon, lindungi rumah tangga hamba bersama Kania,” gumam Abimanyu berdoa. “Jangan biarkan Liana berhasil merusak rumah tangga ini.” Usai mengusap wajahnya dengan kedua tangan, Abimanyu beranjak meraih handuk di gantungan, kemudian masuk ke kamar mandi. Di bawah kucuran air, lelaki berkulit putih itu membasuh diri. Hatinya resah dan merasa sedikit gentar dengan ancaman Liana. Ia kenal sekali seperti apa mantan istrinya itu. Liana tidak pernah main-main dengan ucapannya. Tidak butuh waktu lama, dalam sepuluh menit saja, Abimanyu menyelesaikan ritual man
KITA BELI KESOMBONGAN MERTUAMU, NDUK! Part 6 Season 2 Abimanyu menoleh ke belakang sesuai arahan Liana. Jantungnya seakan hendak lepas dari sarangnya, begitu melihat wanita berambut pirang kecoklatan melambai ke arahnya. Astaga, Liana memang tidak pernah main-main dengan ucapannya. “Kamu ‘kan sudah tahu, sedari dulu, aku gak pernah main-main dengan ucapanku, Mas.” Begitu santai Liana berucap, seakan kehadirannya tidak akan menimbulkan masalah bagi hidup Abimanyu. Sementara lelaki itu memijit dahinya yang berdenyut frustasi. Kenapa ujian itu datang, di saat dirinya dan Kania baru saja hendak mereguk kebahagiaan? “Aku tunggu kamu di depan toilet, Mas. Sekarang!” Klik. Sambungan terputus begitu saja. Abimanyu meletakkan ponsel kembali ke atas meja dengan lemas dan perasaan yang berkecamuk. Makanan di hadapannya mendadak membuatnya merasa muak dan tak berselera. Padahal, tadi dia begitu bergairah melihat makanan yang dipesannya. Kania menghentikan gerakan sendok di tangannya, mempe