Sekali lagi mohon maaf, kalau belum bisa rutin update. Masih belum terlalu sehat. Bantu doa buat Hana, yaa. Semoga kalian masih setia menunggu dan membaca🥺
Part 19 season 2 Kania terdiam mendengar ucapan Santi. Apa yang salah dengan masakannya? Apakah menu ikan saus asam manis ini adalah sebuah menu kampungan? Pikiran Kania terus berperang. "Bu, apa yang salah dengan masakan Kania? Ini enak, kok. Enak banget malah. Ikan yang dibeli juga kualitas premium. Standar mall, bukan pasar," ujar Abimanyu membela. "Dicoba dulu, Bu, baru berkomentar." Santi terdiam mendengar pembelaan sang anak pada istrinya. Ia menatap ragu ke atas ikan yang tersaji di piring. Diambilnya juga sendok dan garpu untuk mengambil daging ikan, lantas meletakkan ke atas nasinya. Kania menatap penuh harap, ketika melihat Santi menyuap nasi beserta daging ikan masuk ke mulutnya. "Bagaimana, enak, Bu?" tanya Abimanyu. "Biasa saja," sahutnya berbohong. Padahal, di dalam hati, Santi memuji kelezatan masakan Kania. Hanya saja, gengsinya terlalu besar untuk mengakui. Abimanyu tersenyum melihat ibunya yang lahap menikmati masakan sang istri. Ia tahu, Santi suka, hanya s
Part 20 Season 2 "Sepagi ini, kalian sudah datang bertamu?" cetus Santi. Tangannya dilipat di depan dada. "Kami ke sini, sekalian ingin bertemu dengan Kania--putri kami, kami juga ingin bertemu dengan Mbak Santi." Kali ini Danu yang mengambil alih menjawab. Mata Santi melirik ke arah beberapa kantongan belanjaan di atas meja. "Mau bertemu saya, atau karena ingin mengambil oleh-oleh?" ketus Santi. Danu dan istrinya saling melempar pandang. Di hati keduanya saling menyimpan tanya, ada apa dengan wanita yang kini sudah menjadi besan mereka. Kenapa sikapnya tidak seramah dulu? "Kami ke sini, murni untuk bertemu Kania dan Mbak. Kita 'kan sudah lama gak bersua, Mbak," lanjut Danu lagi. Santi mengambil duduk di sofa tunggal, menatap ke arah tas belanjaan yang bertuliskan nama toko pakaian terkemuka di Bali. Apakah Abimanyu juga membawakan oleh-oleh untuknya? Tapi, kenapa tadi malam putranya tidak ada menunjukkan apapun? "Ya, ya, ya. Aku sih percaya-percaya saja. Meskipun aku tahu, ora
Part 21 Season 2 "Danu, makasih banyak, kamu sudah banyak membantu saya. Apalagi, ketika pabrik saya hampir bangkrut, kamu yang membantu menyelamatkan semuanya," ucap Agung Brawijaya. "Ah, gak begitu, Mas. Itu juga, 'kan, hasil kerja keras Mas juga," jawab Danu. "Gak, Danu. Aku benar-benar beruntung punya sahabat seperti kamu. Kamu sudah aku anggap seperti adikku sendiri," tambah Agung lagi. Danu tersenyum. Ia memang sudah berteman dengan Agung sejak awal pabrik teh milik Agung dibangun. Bermula dari menjadi asisten biasa, hingga akhirnya menjadi orang kepercayaan. "Uhuk uhuk." Agung terbatuk-batuk, seraya memegangi dadanya. Hasil diagnosa dokter, Agung divonis mengidap kanker paru-paru stadium awal. "Mas, kenapa, Mas? Dadanya sakit lagi? Mau ke rumah sakit?" tanya Danu panik, melihat batuk Agung yang tak kunjung berhenti. Lelaki bersyal coklat itu mengangkat lima jarinya. "Aku gak apa-apa, kok, Dan. Kamu tenang saja. Aku masih kuat. Jatah hidupku masih panjang." Danu tergel
Part 22 Season 2 "Apa maksud kamu, katakan aku gila, Santi? Kalau aku membantu kakakmu itu, itu baru yang dikatakan gila." Agung bersikeras. "Enak saja kamu, Mas. Kamu katakan Mas Aditya gila?" "Ya, kangmasmu itu memang sudah gila! Kamu lupa, berapa banyak yang sudah aku berikan untuk membantu Mas Aditya? Lihat, apa yang sudah dihasilkan dari bisnis-bisnis fiktif dia? Semua itu cuma bohong, karena uangnya habis dihambur-hamburkan untuk foya-foya berjudi dan main perempuan," jelas Agung panjang lebar. Santi terdiam, membenarkan. Tapi, ia tak sudi untuk mengakui hal itu di depan Agung--suaminya. Karena bagaimanapun juga, Aditya itu kakak laki-laki satu-satunya, yang dimiliki Santi. "Apa, kenapa kamu diam? Kamu gak terima, kalau aku berkata demikian tentang kakakmu yang penjudi itu?" "Cukup, Mas! Aku gak suka kamu menghina Mas Aditya. Dia itu kangmasku! Cuma dia saat ini satu-satunya yang aku punya." Santi menyorot tajam pada Agung yang terlihat cuek. "Gak usah membela kangmasmu
Part 23 Season 2 "Ternyata seperti itu ceritanya. Kenapa kamu gak pernah cerita padaku, Mas? Lima belas tahun kamu menyimpan semua ini sendiri?" Nining menanggapi cerita Danu sambil mengangguk-anggukkan kepalanya. "Aku gak mau kamu jadi kepikiran soal ini, Dek. Biarlah ini jadi rahasiaku saja. Karena aku gak menyangka, semua ini terbuka juga pada akhirnya." Danu memijat dahinya. "Apakah ini akan berimbas pada Kania, Mas? Seperti yang Rahma lakukan dulu pada anak kita?" tanya Nining lirih. Danu masih memijat dahinya seraya menggeleng dan mengangkat bahu. "Entahlah, Dek. Aku melihat sikap dingin Mbak Santi tadi, membuat perasaan tak enak menghampiri. Sikap bingung Kania tadi, menghadirkan tanda tanya besar untukku. Seperti ada yang dirahasiakan," duga Danu. Nining mengangkat bahunya. "Entahlah, Mas. Aku juga menyimpan firasat gak baik. Apakah Mbak Santi akan menjadi pengganti Rahma yang kejam dalam memperlakukan Kania?" ** Mendung bergelayut di langit yang mulai diselimuti warn
KITA BELI KESOMBONGAN SUAMIKU PART 24 SEASON 2 Kania menatap punggung lelaki yang berjalan tanpa kata, menuju kamar mandi. Hanya sebuah helaan napas yang sempat ia tinggalkan sebelum beranjak. Apa sebenarnya yang disembunyikan Abimanyu? Dari mata dan gerak-gerik, Kania membaca ada yang tidak beres dengan pria itu. Kali ini, Kania yang terdengar menghela napas dalam, karena tak kunjung mendapat jawaban. Kesal rasanya, batin Kania. Melintas sebuah ide di benak Kania, untuk membeli sebentuk oleh-oleh dari aplikasi belanja online. Tinggal memikirkan bentuk oleh-oleh apa yang cocok untuk diberikan pada ibu mertuanya. Kania mengabaikan sementara kebingungan tentang sikap Abimanyu. Wanita berlesung pipi itu meraih ponsel di nakas. Mencari toko yang menjual oleh-oleh buatan kota dewata, Bali, agar sama seperti Danu dan Nining. Sebuah tas yang harganya sangat mahal, menjadi pilihan Kania untuk diberikan pada ibu mertuanya. Di samping itu, Kania juga memilihkan beberapa aksesoris khas Bali
Part 25 Season 2 “Kamu mau ke mana?” tanya Santi, melihat Kania yang sudah berpakaian rapi. “Mau ke pabrik, Bu. Aku dan Mas Abimanyu izin cuti hanya dua minggu sebenarnya. Tapi, karena keasyikan liburan bulan madu, malah ditambah jadi sebulan,” sahut Kania seraya membetulkan jarum pentul di bawah dagunya. Santi mendengus sinis. “Aku yakin, itu kamunya saja yang mau menambah masa liburan. Kamu lihat, akhirnya Abimanyu yang kebingungan mengatasi cek stok sendiri. Mana si Dani lagi sakit. Seharusnya, kamu sebagai istri mengerti dengan pekerjaan suami kamu.” Kania tertegun mendengar omelan Santi. Beberapa hari sudah tinggal seatap bersama, ia semakin bisa mencium rasa ketidaksukaan sang ibu mertua padanya. Apakah ini alasan ibu mertuanya itu tidak hadir di akad dan resepsi pernikahannya? Apakah alasan sakit itu hanya sebuah kebohongan belaka, untuk menutupi keadaan yang sebenarnya? “Heh, kenapa ngelamun?” bentak Santi, membuat Kania tersentak. “Sudah sana pergi!” “Iya, Bu.” Kania seg
Part 26 Season 2Gudang penyimpanan untuk petugas kebersihan, menjadi pilihan Kania. Cepat-cepat wanita berpashmina itu masuk, sebelum Abimanyu menemukan dirinya.Akhirnya, air mata itu sudah tak terbendung dan jatuh ke sudut bibir. Ia memang belum tahu siapa wanita yang memeluk suaminya tadi. Setidaknya, biarkan ia untuk menenangkan hatinya sejenak, sebelum berbicara serius dengan Abimanyu.“Kania … Ya, Allah, kamu di mana?” gumam Abimanyu gusar. Matanya memindai sekeliling. Tidak terlihat jejak ke mana istrinya pergi. Hanya aroma parfumnya yang tersisa di lorong itu.“Sudahlah, Mas. Ngapain lagi dia dikejar? Bukankah lebih baik dia pergi, sehingga ada ruang untuk kita bersama?” Kembali Liana mencoba untuk memeluk pinggang Abimanyu dari belakang.“Lepas!” Abimanyu menepis tangan Liana, kasar. “Jangan pernah bermimpi, kamu bisa menghancurkan rumah tanggaku dan Kania.”“Semudah itu kamu melupakan kisah kita, Mas?”“Kamu pikir, aku sebegitunya mencintai kamu, sehingga aku gak bisa melup