Share

Kepulangan Airin

Airin sama sekali tak menghiraukan ucapa Nana. Gadis itu memilih bergegas menuju kamar yang terletak di belakang cafe dan mengambil tas hitam yang tergeletak di atas meja. Kamar berukuran tiga kali dua meter, dengan cat berwarna putih pudar menjadi tempat persembunyiannya selama ini. Meski sempit, tapi itu lebih baik menurut Airin, daripada dia harus kembali ke rumah dan menerima perjodohan dari kedua orang tuanya.

"Airin...!" teriakan Nana membuat gadis itu berhenti sejenak, menaham pintu taksi yang sudah sempat dia buka, lalu mencari ke arah sumber suara.

"Beneran? Kamu mau pulang sekarang?" Nana merasa tidak enak karena sudah membuat gadis itu harus terburu-buru meninggalkan cafe miliknya.

Airin hanya mengangguk. Dengan wajah yang terlihat di tekuk, gadis itu meminta pada sang supir untuk segera melajukan mobilnya.

Nana hanya diam sembari terus menatap kepergian Airin hingga di telan gelapnya malam. Sebenarnya, dia sama sekali tidak keberatan Airin bek

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status