Share

Di Belakang Nadine

Makassar 21 Agustus 2008

Diary, di sini aku masih separuh gamang ketika kejadian siang tadi terekam kembali seperti sebuah adegan film dalam benakku. Aku menggeleng frustasi, mengingat begitu banyak dosa yang harus kudapatkan karena cintaku yang bodoh ini.

Aku meringis menahan sakit meski tak terlihat luka itu adanya dimana? Andai saja luka itu kasat mata, maka dengan mudah akan kucuci bersih, kubaluri obat lalu kuperban untuk mempermudah proses penyembuhannya. Luka ini sungguh tak terlihat, tapi sakit yang ditimbulkan sangat nyata terasa.

"Karin, tadi Adnan ngapain ke kamar?" tanya Nadine yang tiba-tiba berdiri di ambang pintu kamar.

"Kamu dari mana?" aku balik bertanya, tanpa menjawab pertanyaanya.

"Aku di sebelah, salat Maghrib di Masjid."

"Aku kok nggak dipanggil?" tanyaku lagi, kali ini sambil memutar tubuh ke arahnya dan membelakangi kiblat.

 

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status