Share

Terpuruk

"Mau ngomong apa?" tanyaku memulai pembicaraan ketika aku sudah mendarat mulus di sampingnya. Dia menoleh dan tersenyum manis. Aku membalas dengan senyum yang tak kalah manis pula.

"Satu tes lagi dan selesai," adunya dengan wajah yang murung. Aku beranikan diri meraih dan memegang tangan Adnan, lalu menggenggamnya erat.

"Kali ini kamu pasti berhasil, aku bantu doa." Aku mencoba membangun semangatnya, meski semangatku sendiri runtuh setelah itu.

"Bagaimana kalau aku benar-benar berhasil?" tanyanya seperti mengambang.

"Bukankah itu cita-citamu sedari kecil? Harapan terbesar mamamu? Kejarlah selagi kau mampu! Cukup aku saja yang tak punya mimpi," ucapku bijak, meski setiap kalimatku seperti boomerang yang akan selalu berbalik menyakiti diriku sendiri.

"Menikahlah!" ucapnya tiba-tiba membuatku menoleh menatapnya dengan jantung berdebar tak karuan, "Menikahlah! jika nant

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status