Share

Takut kenapa-kenapa

Alen melirik. Bibirnya merapat saat melihat istrinya tersenyum ke arahnya.

"Jangan GR! Sudah cukup kemarin kamu membuatku kehilangan waktu menemanimu di rumah sakit!" tutur Alen memicing menatap Naya yang seketika senyumnya memudar.

"Iya, Mas!" lirih Naya melas.

Bibirnya merapat. Kedua tangannya dengan erat merangkul leher suaminya.

Apapun alasanmu, Mas. Entah kenapa, hatiku merasa nyaman dengan perlakuan istimewamu ini! gumam batin Naya menyandarkan kepalanya tepat di dada bidang yang di miliki suaminya itu.

Alen menyeringai. Aroma wangi rambut naya yang begitu khas membuatnya tak berhenti menciumnya.

Perlahan, Alen mulai merebahkan tubuh naya dengan hati-hati.

"Makasih, Mas!" ucap Kanaya seraya mengembangkan senyum manisnya.

"Untuk hari ini, kamu tak perlu melakukan aktivitas apapun. Dan jangan turun ke bawah meskipun ada orang yang datang ke mari. Mengerti!" tegas Alen mengingatkan.

"Tapi, Mas. Jika aku tak melakukan apa-apa. Trus, bagaimana dengan mas Alen? Apa mas Alen tak kelap
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status