Share

Bab 43

Setelah menghabiskan secangkir kopi, Rafasya kembali ke kamarnya.

"Mengapa rasanya sepi seperti ini," keluhnya sambil merebahkan tubuh di atas tempat tidur.

Pria berhati batu itu memandang ke kiri, di mana tempat Cinta membaringkan tubuhnya. Dirabahnya tempat yang selalu di tiduri sang istri dengan mata yang terpejam.

Entah apa yang membuat pria yang berstatus kekasih Karin itu seperti orang bodoh. Dia meraba tempat tidur sambil membayangkan saat ini sedang meraba tubuh istrinya.

"Mengapa aku bisa seperti ini." Hidup pria itu terasa hampa dan kosong. Padahal dia belum lama berada di dalam apartemen.

Selama menikah dengan Cinta, dia selalu meninggalkan istrinya itu sendiri. Pulang di saat hari sangat larut malam dan berangkat pagi-pagi sekali. Bahkan untuk berbicara saja, Rafasya menghindar. Namun mengapa istrinya itu bisa betah sendiri tinggal di sini. Pria itu mulai menebak-nebak perasaan sang istri.

"Apa selama ini dia kesepian jika aku tinggalkan sendiri? Tapi sepertinya tidak.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status