Share

215. Bagian 4

“Paling tidak, arahnya benar. Jaka” kata Jiu Long tertawa ringan.

“Iya, ya. Kau benar” sambung Jaka Samudra ikut terkekeh pula. Tawa keduanya memancing perhatian Bintang menoleh kearah keduanya. Bintang ikut tersenyum. “Di saat-saat seperti ini, mereka masih bisa tenang dan bisa tertawa” batin Bintang geleng-geleng kepala. Untuk sesaat Bintang teringat akan kedua sahabatnya (Bayu dan Arya). “Coba saja mereka berdua ada disini” membatin Bintang.

Sejenak, Bintang mengalihkan pandangannya kearah depan. Di mana, beberapa tombak dari kerangkeng kristal yang menutupi Penjara Langit, terlihat dua mahluk yang tengah berdiri membelakanginya.

“Mahluk apa itu, Mustofa?” tanya Bintang.

“Anubis”

“Anubis..?” ulang Bintang dengan kening berkerut. Bintang dapat melihat kedua mahluk itu tampak memiliki tubuh seperti manusia. Tapi kepalanya binatang. Binatang srigala.

“Mahluk apa mereka, Mustofa?”

“Mereka disebut Anubis, tuan. Mereka berbeda alam dengan kita. Mereka juga disebut sebagai Dewa Kematian.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status