Share

Bab 79. Dilamar Tetangga

“Apa hubungannya ponsel dengan gajian, seumur-umur aku belum tahu kalau pekerjaan bisa mengetahui kehidupan karyawan termasuk cicilannya?“ protesku tidak terima, apalagi ponsel itu tidak jadi milikku pula.

“Soalnya aku ngambil cicilan lewat sana. Dia jabatannya lebih tinggi dari aku, jadi dia punya koneksi untuk mengambil gajiku lebih dulu. Masak, Kamu gak paham sih hal beginian?“

Aku bergeming, lalu membuka karet yang membungkus nasi bungkus ini.

“Ibu gak disuruh masuk, Mas? Tadi ngeluh lapar kan?“ tanyaku lagi saat melihat ia juga mau membuka nasinya.

Iapun bangkit lalu berjalan keluar, sementara aku mengedikkan bahu dan memulai makan. Mumpung Amira masih tidur.

Kupandangi sesaat nasi yang sudah bercampur kuah itu. Teringat pemiliknya julid membuatku ilfil juga mengurangi nilai plus pada nasi ini. Aku pikir tadi adalah kali terakhir aku membeli ke dia.

Aku pun memulai suapan pertama. Kupejamkan mata ini. Sekejap. Ah, kenapa rasanya begitu pas di lidah ini. Kusuap lagi sampai tanda
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status