Share

Bab 78. Tingkah Ibu

“Kenapa pulangnya cepat, Mas. Biasanya nyampe sore?“ tanyaku keheranan. Apalagi sekarang masih sekitar jam 2 an. Terlihat dari panas teriknya matahari.

“Aku di skors karena menampar salah satu teman kerja,” lirihnya.

“Loh, kenapa bisa bermasalah sih, Mas. Harusnya tahu diri! Kita lagi kesusahan, uang juga tidak ada, Mas itu sebelum bertindak itu mikir dulu. Sudah punya uang pegangan belum!“

Kini giliran ku yang menyalang ke arahnya. Baru pertama masuk sudah berbuat onar. Awas saja kalau sampai dipecat.

“Kamu itu! Bukannya nenangin suami malah nyerocos tidak jelas!“ desis Pram.

“Suami? Tidak salah? Kapan kita ijab kobul? Kita itu hanya kumpul kebo! Dasar lelaki hanya ingin enaknya saja!“

“Besok pasti aku nikahi, sekarang ambilkan aku minum dulu!“

“Gak ada!“

“Clara!“

“Mana uangnya! Aku belikan sekarang!“ Aku menyodorkan tanganku ke arahnya.

“Aku sudah tidak punya uang lagi, Clara. Sanalah pinjam ke warung dulu, sekalian belikan nasi bungkus. Rames atau Padang gak papa.“

Aku mendengkus.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status