Share

Bab 77. Bimbang

Aku mendorongnya setelah dia berhasil menciumku. Aku tidak munafik tapi jujur ciumannya sangat memabukkan. Aku segera keluar kamar mandi untuk mengatur detak jantungku yang berpacu tidak beraturan. Aku menarik napas lalu membuangnya dan aku melakukan berulangkali.

“Clara, aku akan selalu siap bila, Kamu menginginkan lebih dari ini,” bisiknya lagi dari belakang.

Tidak kuhiraukan, segera aku melangkah panjang keluar dari sini.

Aku menoleh ke belakang, lelaki tadi berlari mengejarku. Tidak ada pilihan selain aku pulang lagi bersamanya. Tidak ada uang juga jangkauan di sini sangat tidak aku kenali.

Mana mungkin aku pulang berjalan kaki dengan menggendong. Itu sangat mustahil.

Akhirnya motor melaju lagi, ada sedikit kedonngkolan di hati, bukannya tadi menawarkan untuk belanja tapi lihatlah bahkan kini pulang dengan tangan kosong. Untung saja aku segera menepis tangannya tadi saat hendak menelusup ke area dada. Cukup sampai rumah aku tidak akan pernah menghubunginya lagi, tidak sudi!

Motor
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status