Share

Bab 96. Tante marah?

“Jangan Pak dong. Kelihatan tua banget aku, kan kita seumuran,” keluhnya dengan mengerutkan keningnya.

“Herman ayo masuk gitu? Kok rada kayak gak etis ya , hehehe.“ Aku sedikit tersenyum canggung ke arahnya.

“Iya, gak papa. Begitu saja. Nanti kalau sudah bersuami istri baru panggil Mas.“

“Hah?“

“Sudah lupakan saja, mari masuk.“ Ia langsung melangkah masuk mendahului ku.

Aku pun begitu, aku yakin dia hanya sebatas bercanda dan tidak ada maksud dan tujuan di balik ini.

“Mereka siapa, Sherly?“ tanya Herman yang langsung menghentikan langkahnya yang membuatku hampir menubruk tubuh kekarnya.

Akupun langsung mundur dua langkah darinya dan mengusap ujung hidung ini.

Lalu melihat ke arah dimana Herman menunjukkan ke suatu tempat dengan memainkan matanya.

Ternyata Herman sedang menunjuk ke arah di mana orang tuaku sedang mengobrol dengan satu sama lain. Sepertinya mereka tidak sadar akan kedatangan Herman.

“Ah, mereka orang tuaku, Herman, Kamu lupa ya, dulu saat penerimaan rapot para wali mu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status