"Aku sudah mengetahui semua permasalahan rumah tanggamu, Santi. Aku harap, dengan kejadian ini. Kamu lebih muhasabah diri untuk berubah ke arah yang lebih baik."
Santi berpikir sejenak, hatinya yang panas kini menjadi adem. Amarah yang mulai membakar jiwanya, kini redup laksana disiram air zam-zam.
Tidak ada hujan, tidak ada angin. Santi melangkah ke masuk ke dalam rumah. Aryo, Arya, Dion dan Mak Yeni heran melihat ulah Santi.
Tidak berapa lama, Santi keluar dari dalam rumah dengan wajah tidak bersemangat.
Ia langsung membuka pagar rumah.
"Silahkan masuk, Bu!"
Suasana hening seketika, suara adzan telah berkumandang menandakan magrib telah tiba. Perasaan Mak Yeni sedikit lega. Dia mengucap istighfar karena sudah dikasih izin masuk ke dalam rumah.
Suara klakson mobil terdengar kuat memekakkan telinga. Mak Yeni terkejut mendenga
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 49: TernyataSanti terkejut melihat Dion duduk di ruang tamu."Kenapa terkejut melihat aku ada di rumah ini?" tanya Dion.Bola mata Santi berputar-putar. Ia masih saja terus berpikir. Seingatnya Dion, Arya dan Aryo tidak di rumahnya tidur. Terus kunci pagar sudah ia tarik dari Dion.Dion duduk santai di atas sofa dan mengangkat kakinya sebelah sambil digoyang-goyang. Dia mengukir senyum melihat Santi heran dan pusing."Aku kira kamu pintar! Ternyata kamu bodoh!" ledek Dion."Apa maksud kamu ngatain aku bodoh! Hah!" balas Santi.Santi tidak terima kalau dirinya dibilang bodoh. Ia melangkahkan kakinya menghampiri Dion. Rahangnya sudah mengeras ingin menampar wajah Dion."Dasar manusia tidak tahu di untung! Kamu kira bisa selamat dariku."Santi masih saja tersulut emosi. Namun, ia masih bisa mengontrol amarahnya yang telah membakar akal sehatnya.
"Selamat jalan Santi ke neraka!" bisik Mak Yeni ke daun telinga Santi."Argh ...! Tidak ...!"Santi tersentak bangun dari tidurnya. Napasnya ngos-ngosan. Keringatnya mengalir deras membasahi bajunya. Rambutnya awut-awutan. Mulutnya komat-kamit mengucap istighfar."Kamu kenapa, Santi?" tanya Mak Yeni dari depan pintu kamarnya.Santi langsung menatap tajam ke arah pintu kamar. "Jangan mendekat! Aku tidak mau bicara sama pembunuh! Pergi ...!"Matanya hampir saja mau keluar dari sarangnya. Wajahnya pucat pasi akibat ketakutan. Ia tidak mau kalau mimpinya jadi kenyataan."Pergi ...! Kamu itu pembunuh!"Mak Yeni semakin khawatir kenapa Santi menuduh dirinya pembunuh. Dia tidak tenang, akhirnya Mak Yeni memberanikan memegang gagang pintu kamar Santi. Namun, dia tidak berani masuk ke dalam. Dia takut kalau masuk ke dalam kamar seseorang tanpa ada izin dituduh kurang sopan. Akhirnya Mak Yeni mengurungkan niatnya."Ada apa, M
Santi menghunus gunting ke tubuh Mak Yeni. Namun, Mak Yeni berhasil menghindar. Kalau Mak Yeni tidak sigap menghindar. Mungkin dia sudah terluka. Bahkan bisa jadi meninggal di tempat."Apa yang kamu lakukan, Santi?!" bentak Aryo.Arya dan Mak Yeni heran kenapa ada Aryo. Kehadirannya laksana jelangkung, datang tidak diundang. Pulang tidak diantar."Pergi kalian dari rumahku ini!"Semua mata saling adu pandang. Suasana semakin panas. Arya semakin bingung tentang kehadiran Dion dan saudara kembarnya, Arya.'Ada apa dengan Santi? Kenapa dia seperti depresi?' tanya Arya dalam hati.Arya bertanya-tanya. Sebenarnya dia merasa kasihan melihat Santi yang selalu diperdaya Aryo dan Meli selama ini."Mak Yeni! Pergi dari rumahku ini! Pergi ...!"Sorot mata Santi sangat tajam melihat Mak Yeni."Tidak anak, tidak kamu, sama saja! Kalian ingin menguras hartaku. Kalau mau kaya, kerja dong!"Mak Yeni diam seribu bahasa, dia
"Sudah dua bulan. Meli divonis dokter kanker rahim. Penyakit yang dia derita sudah tidak bisa diobati lagi.""Lebih bagus dia mati sekarang juga, daripada hidup. Kehadirannya ke muka bumi ini selalu meresahkan!" sentak Santi.Aryo tidak terima perkataan Santi kepada Meli."Lebih bagus kamu diam, Santi! Walau bagaimanapun, Meli itu manusia. Dia itu istriku, dengan kata lain Meli itu madu kamu."Darah Santi mendidih mendengar ucapan Aryo. Dia sudah tidak sabar lagi menghadapi Aryo, Meli dan Mak Yeni."Dasar suami tidak bertanggungjawab! Kamu itu pria tidak berguna!"Santi memukul kepala Aryo dengan tangannya, Aryo kewalahan. Tidak tahu kenapa, Aryo lemah kali ini dan tidak bisa berkutik."Lepaskan, Santi! Kamu itu jangan bodoh!"Aryo meronta dan terus berusaha menghindar dari terkaman Santi.Arya hanya melihat adegan yang terjadi di depan mata kepalanya. Sementara Dion sudah pergi lari membawa kabur benda berharga yang bis
Mak Yeni mengedarkan pandangannya mencari Santi."Santi itu bodoh, Mak! Pokoknya Umak pura-pura sakit atau pasang wajah memelas. Biar dia iba dan kasihan kepada Umak. Bilang saja kalau aku sakit atau apa lah. Pokoknya aku nggak mau tahu, minggu ini aku mau ke Bali. Jadi, aku butuh modal buat hura-hura di sana!" jelas Meli panjang kali lebar.Mak Yeni menghela napas sambil mengedipkan matanya. Nafsu Meli membuat segala macam cara dihalalkannya."I-iya," jawab Mak Yeni."Ooo ... Jadi kamu dan Meli sekongkol?! Kamu kira bisa mengelabui aku? Hah!" bentak Santi.Santi menjewer daun telinga Mak Yeni. Ia sudah tidak peduli lagi usia Mak Yeni yang sudah senja. Prinsipnya, kalau dia salah. Maka harus dikasih pelajaran."Betul kata pepatah itu, buah mangga tidak jauh jatuh dari pohonnya. Berarti, kamu juga dulu seperti ini. Itu sebabnya, Meli juga menghalalkan segala macam cara demi mendapat kesenangan dan kekayaan walaupun itu tidak baik cara meraihn
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu Menyesal Part 50: Salah Sasaran "Iya! Ini aku?" jawab Ayu. "Kenapa kamu bisa di sini?" tanya Santi kembali. Santi semakin tidak mengerti teka-teki yang diberikan Meli, Mak Yeni, dan Ayu. Arya geleng kepala melihat Ayu yang begitu lancang menampar orang tua. "Ayu!" ujar Mak Yeni. Ayu mengedipkan matanya. Dia memberi kode kepada Mak Yeni agar ibunya mengerti apa maksudnya. "Dari dahulu sudah aku bilang! Jangan pernah mengikuti perintah Meli. Dia itu sudah gila, Mak!" seru Ayu. 'Kenapa Ayu menampar wajah Mak Yeni? Ada apa gerangan?' ucap Santi dalam hati. "Aa-aku itu sudah tidak ada pilihan lain. Aku tidak mau Meli berbuat nekad dan diluar batas akal sehatnya." "Emangnya, Meli kenapa Mak?" tanya Ayu. Mak Yeni berpikir sejenak. Perlahan dia melangkah menjauh dari Ayu. Matanya mulai berembun, seketika dia teringat pesan Meli. "Me-Meli itu
Ayu tidak menyangka kalau Arya yang akan menjadi korban. Padahal niatnya ingin mencelakai Santi.Mak Yeni, Dion dan Arya ikut lari. Sementara Arya masih terkapar dan meringkuk kesakitan."Mas Arya!" teriak Santi.Pandangan Arya mulai berkunang-kunang. Rasa sakit yang dia alami tidak seperti biasanya."Mas Arya! Ka-kamu nggak kenapa-kenapa?" tanya Santi.Santi tidak tahu harus berbuat apa. Sementara di dalam rumah Santi cuma ada dirinya dan Arya.Aryo berhenti sejenak. Di benaknya terlintas ide cemerlang."Berhenti! Aku ada ide."Mak Yeni, Ayu dan Dion tiba-tiba berhenti. Pandangan mereka semua tertuju kepada Aryo."Bagaimana kalau kita memperalat keadaan yang ada."Mak Yeni, Dion dan Ayu heran dan saling adu pandang. Mereka tidak mengerti maksud dan tujuan Aryo."Maksud kamu apa?!" tanya Dion.Dion memberanikan diri dan menghampiri Aryo."Sekarang di dalam rumah ada saudara kemba
"Ka-kamu?!" tanya Mak Yeni spontan. Dia tidak percaya kenapa Santi bisa berada di belakangnya."Iya. Ini aku. Kenapa kamu terkejut?" balas Santi.Tiba-tiba, Aryo mengayunkan kakinya dengan cepat menghampiri Mak Yeni dan Santi."Hei! Apa yang kamu lakukan! Kamu mau cari mati? Hah!" sentak Aryo dengan pongahnya.Aryo menjewer daun telinga Santi. Tidak hanya itu, dia mendorong tubuhnya Santi sampai ambruk ke lantai dengan cepat."Rasakan itu!" ucap Aryo.Aryo menatap Santi dengan sorot mata yang sangat tajam. Matanya tidak berkedip seolah mau keluar dari sarangnya."Sekarang aku akan menghabisi nyawamu! Agar semua harta kekayaanmu jatuh kepada aku. Kamu memang pantas menyusul Dhea ke surga."Aryo sudah mencekik leher Santi dengan kuat. Serangannya sangat buas laksana seekor induk macan yang ingin menghantam mangsanya.Ayu memijak-mijak lengan Santi dengan penuh tenaga. Dia sangat puas bisa menghantam Santi dengan leluasa.