Share

Bab 20.B

Sejahat apapun manusia tetap akan merasa hancur dikala melihat ibunya tak bernyawa, sekarang saja ibunya masih ada, Susan masih bisa berkata begitu.

Setiap hari Yuli, ibunya dan ketiga putriku datang menemui Hana, memberikan banyak makanan dan uang untuk disedekahkan atas nama ibu

Tetapi tak pernah satu kata pun terucap dari mulutku untuk menyapa mereka, alhasil ketiga putriku pun menjadi acuh kepadaku.

"Berhenti caper dan sadar dirilah, Mbak."

"Hei, apa Mbak budek? Ini rumah mertuaku dan aku menantunya lalu Mbak Siapa Hem?"

Saat akan ke kamar mandi kudengar Susan bicara di dapur, sudah pasti dengan Yuli.

"Aku anaknya Ibu, sejak dulu dia tak pernah menganggapku menantu, dia selalu menganggap aku seperti putri kandungnya sendiri, apa kamu paham?" balas Yuli.

Setelah itu Susan tak lagi bicara dan saat akan melangkah ternyata kami berpapasan di lorong yang menghubungkan ruang tengah dan kamar mandi, jelas sekali wajahnya terlihat emosi.

Yuli memang selalu memiliki jawaban telak saat a
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status