Share

Bab 32.B

Aku menelan ludah, ingin menjerit meluapkan rasa kecewa, harusnya Susan diam saja tak usah bertanya macam-macam karena saat ini pikiranku benar-benar kacau.

"Aku juga maunya anak kita lelaki, Mas, tapi gimana lagi. Ya kalau kamu ga nerima dan mau ninggalin aku silakan aja sih aku ga masalah," ujarnya lagi sambil menyeka air mata.

"Sudahlah jangan bicara dulu, pikiranku sedang kacau saat ini, Susan. Kamu tenang saja aku ga akan ninggalin kamu selama kamu menjadi istri yang baik untukku."

Susan tak lagi bicara, kulihat ia memejamkan matanya dengan terpaksa.

"Apa kamu ingat peristiwa puluhan tahun silam, Mas? Kamu ingat kita sudah membuang anak lelaki yang baru kulahirkan di panti asuhan."

Jantungku berdebar kencang mendengar penuturan Susan, bagaimana aku bisa lupa dengan kejadian waktu itu yang mana kita melakukan hal tersebut saat masih sama-sama labil.

"Apa ini semua karma untukmu, Mas, karena kita sudah membuang bayi laki-laki, makanya sampai kapanpun kamu ga akan bisa punya anak le
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status