Share

Dua Puluh Sembilan

Pede sekali aku berbicara seperti itu pada Kakak Pak Erlan. Namun, aku tidak ingin dia meremehkan diri ini seperti keluarga mantan suamiku dulu.

Setelah ini, mungkin Pak Erlan akan kesal denganku. Berulang kali aku bilang jika dia yang sengaja mengejar. Dia pun tidak mengelak, tapi wajahnya terlihat masam. Mungkin pikirnya, aku menyebalkan.

Beberapa jam setelah Kakaknya pulang, dia menelepon meminta aku datang ke ruangannya. Pasti dia akan memarahiku atau berhenti mengejar cinta janda ini? Duh, kenapa aku jadi ingin dikejar Pak Erlan? Sebel jadinya. 

Aku segera ke ruangan Pak Erlan. Seperti biasa dia akan marah jika aku terlalu lama datang. 

"Permisi, Pak."

"Masuk, tutup pintu, kunci kalau perlu sekalian." Terdengar suaranya dari dalam.

Hih, untuk apa coba di kunci? Pasti dia mau marah sama aku. 

"Duduk."

Aku duduk sesuai perintahnya. Tangan pria itu menopang dagunya. Sungguh tampan bosku ini. Namun, terlalu perc

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status