Share

Sengketa Rumah

"Dasar mata duitan," lirihku sedikit kesal.

"Kamu bilang apa, hah?"

"Enggak, Bu. Silakan duduk. Kita bicarakan di dalam."

"Gitu, dong."

Aku persilahkan mereka duduk di ruang tamu. Beruntung Diana tidak ada. Jika dia juga ikut, makin panas saja suasana pagiku.

Dengan langkah sedikit malas, aku ambil catatan mutasi rekening yang sudah diberikan karyawanku. Membawanya di depan ibu dan Mas Adam. Berserta jumlah total, dan cek untuk pembayaran.

"Nih, Bu, silakan dibaca hasil rekapan pinjam ibu, Ela sama Mas Adam."

Aku serahkan catatan dan dokumen bukti kepada ibu. Wajah ibu mendadak merengut. Gelombang kekesalan mulai terbentuk. Sepertinya, pagiku kali ini, akan berjalan menyebalkan karena ulahnya.

"Ini gak salah? lima puluh juta. Banyak banget," ucapnya sambil geleng-geleng kepala.

"Sesuai data mutasi dan rekening koran yang aku print, ibu bisa menjumlahkan sendiri kalau mau. Kalau enggak, coba ingat-ingat saja seberapa sering ibu minta uang sama aku."

"Lah, gak mungkin sebanyak ini. I
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status