Share

Bab 100

Ia tak segera menjawab, malah memindai wajahku. Kulihat alisnya yang rapi itu hampir bertaut, dengan kening mengernyit.

"Kamu pengen banget, makan apel sekarang, ya?" tanyanya heran. Aku mengangguk cepat. Bukan hanya dia, aku pun heran dengan diriku sendiri.

Tak bicara lagi, ia segera menghubungi nomer Mas Dika.

.

"Ya Allah, Husna, malam-malam begini, kenapa kamu siksa suami kamu nyari buah apel?" tanya Ibu, begitu melihatku lahap menikmati apel malang di depan televisi.

Semua penghuni rumah masih terjaga, sebab baru pulang dari pengajian di desa tetangga. Mas Dika hanya geleng-geleng kepala saat melihatku bersorak begitu disodorkan buah yang kucari.

"Lagi pengen, Bu," jawabku di sela mengunyah. Tak terasa sudah menghabiskan dua butir. Gigiku sudah mulai terasa ngilu.

"Tunggu sebentar. Hanan, istrimu ini, apa lagi ngidam?" tanya ibu hati-hati.

Seketika aku terbatuk mendengar pertanyaan Ibu. Mas Dika membantu mengambi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status