Share

Bab 99

Memiliki suami pengertian, sungguh menjadi rejeki luar biasa bagiku.

Ia mewujudkan banyak hal, yang awalnya kuanggap mustahil. Termasuk kali ini. Sempat berdebat kecil, karena ia berharap aku tak menyimpan sedih sendiri, sedangkan aku kekeh tak mau membuat keluarga tertular oleh sedihku.

"Baiklah, Sayang. Jika itu inginmu," jawabnya lirih, lantas direngkuhnya tubuh ini.

Samar kudengar ia terisak. Beberapa waktu ke belakang, kulihat ia jauh lebih perasa dari sebelumnya. Tak jarang kulihat tatapan iba yang keluar dari sorot matanya. Tatapan itu, membuat aku berpikir, apa aku semenyedihkan itu di matanya?

Kami memberikan nama Kusuma Wijaya pada janin itu. Wijaya diambil dari nama Ayahnya, sedangkan Kusuma, berarti hati. Ya, ia ada di hati kami, meski hadirnya tak kami sadari.

Janin sepuluh Minggu itu, dikuburkan di halaman belakang rumah yang kutinggali bersama suami. Di atasnya, kuberi tanaman Wijaya Kusuma, seperti namanya.

"Min
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status