Share

Bab 98

Aku mengerjapkan mata berkali-kali, beradaptasi dengan cahaya lampu kamar. Kusapu pandang ke sekeliling. Pandangan mataku terhenti, pada Fera yang duduk di samping dipan. Bibirnya melengkungkan senyum, seakan telah lama menunggu aku bangun. Kedua matanya juga terlihat merah, dan juga basah. Apakah ia sedang menangis?

"Fera," panggilku lirih.

"Iya, Mbak Husna. Gimana keadaanmu sekarang? Apa ada yang terasa sakit?" tanyanya beruntun.

Baru kusadari, kalau ada selang infus di tangan kananku. Aku kenapa? Bukankah tadi aku baru akan pulang bersama Fera dan teman yang lain?

"Aku di mana sekarang?" tanyaku ingin tau.

"Kamu tenang, ya, Mbak. Kamu di rumah sakit sekarang."

"Di rumah sakit? Kenapa aku bisa ada di sini, Fer?"

"Tidak apa-apa, Mbak, kamu hanya perlu istirahat. Tadi kamu habis jatuh kan, apa masih ingat?" tanyanya, tapi entah kenapa aku tak percaya begitu saja. Jika hanya jatuh, kenapa harus diinfus segala?
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status