Share

Bab 157

"Sepi sekali ya, Kak."

Ia yang sedang duduk sambil menikmati segelas cappucino, segera beranjak memangkas jarak.

"Ge lut yok, biar rame," ujarnya sambil nyengir.

Jarak kami hanya tersisa satu jengkal. Ia ikut berdiri di sampingku yang sejak beberapa saat tadi menikmati kerlip lampu dari ketinggian lantai lima gedung ini.

"Anak-anak, gimana kabarnya ya, Kak?" tanyaku dengan pandangan menerawang.

Selama ini, Fajar selalu tidur dengan elusan tanganku di punggungnya, sambil kubacakan cerita di buku yang ia pilih, hingga ia benar-benar terlelap.

Tapi sekarang, justru aku berada di sini, bersama seorang lelaki yang belum dua belas jam resmi menjadi suamiku.

Tiba-tiba saja aku merasa jadi ibu yang egois, sebab hanya berdua saja di tempat ini.

Teringat saat mereka pamit sore tadi.

"Kakak mau belajar karate, sama Pakdhe."

"Adik mau ngasih makan kelinci," seru adiknya, tak mau kalah.

"Sama main
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status