Share

Bab 25. Tanda Merah

Alena berjalan mondar mandir seperti setrikaan setelah bertelepon dengan Zahera barusan. Dia menjadi tidak tenang lagi karena usulan Zahera yang jelas menggelikan untuk dilakukannya.

"Ya kali aku harus bikin tanda merah di badan Mas Jaya," erang Alena dengan suara lirih. "Tapi bener juga kata Mbak Zahera, kalau gak ada bekas apa-apa, gimana Mas Jaya percaya kalau semalam aku tidur sama dia."

Alena memukuli kepalanya sendiri meski tidak sampai membuat kepalanya sakit. Itu dilakukan untuk menghalau rasa khawatir juga berharap dengan begitu kepalanya bisa memunculkan ide lain yang lebih ramah lingkungan.

"Kalau tanda merahnya aku bikin dari make up, pasti bakalan ketahuan. Lagian pasti akan hilang kan waktu dibuat mandi."

Entah dimana bagian otaknya yang biasanya sangat kritis dan kreatif. Alena yang biasanya cerdas dan cepat tanggap merasa bodoh untuk hal semacam ini.

Suara ketukan di pintu kamarnya membuyarkan lamunan Alena. Berdiam sejenak memperkirakan siapa yang datang ke kamarny
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status