Share

Bab 89 Tergelincir

Terdengar suara riuh dari depan rumah Daffa Ardiansyah. Daffa menghentikan perdebatannya dengan Shireen. Dan keduanya berjalan mendekati pintu utama.

"Ada apa di depan? Kenapa ramai sekali?" tanya Daffa, perasaannya sudah merasa tidak nyaman.

Ia mendekatkan daun telinga dengan pintu.

"Pak Daffa, keluarlah! Berikan gaji kami segera!"

"Pak Daffa! Sudah tiga bulan lamanya, gaji kami tidak Bapak berikan!"

"Kapan Bapak berikan hak kami!"

"Mulai besok kami akan mengadakan mogok kerja! Semua pegawai kantor absen! Sampai Bapak memberikan semua hak kepada kami!"

Seperti itulah teriakan-teriakan mereka pada Daffa didepan koridor depan. Daffa kini ketakutan. 'Kenapa hidupku jadi seperti ini sih! Aku sudah tidak bisa meminta bantuan siapapun. Aku harus bagaimana?'

"Kenapa kamu tidak keluar, Sayang! Jangan jadi lelaki pengecut kamu! Keluar dan hadapi mereka!" titah Shireen.

"Sialan kamu! Mereka bisa menerobos masuk! Dan melihat tubuh kekasihmu itu pingsan. Mereka akan berpikiran macam-macam terha
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status