Share

61. Sudah Terlambat, Mas!

Guntur sengaja datang lebih pagi ke kediaman ibunya menyiapkan lamaran untuk sepupu yang dilakukan jam sepuluh sambil menunggu kedatangan keluarga Tuan Mahardika dari Jakarta.

"Mama, di mana Amirah?" tanyanya celingukan ke sekeliling rumah.

"Lagi di dapur, memang ono opo toh Gun 'kan kita tinggal menyambut kedatangan keluarga Kaivan saja ga pakai acara macam-macam," ujar Bude Tantri masih menggengam sapu membersihkan teras dibantu kerabat yang lain.

"Inggih Ma, aku cuma pengen ngobrol saja 'kan aku mewakili mendiang Papa untuk menjadi saksi dan wali," ujarnya pelan. "Sekalian mau minta buatkan kopi."

Hmm-! Guman Bude Tantri sebal. Putra sulung hanya datang sendirian tak ditemani Laras menantunya. Masih terlalu pagi memang tapi wanita itu enggan bergabung membantu saudara iparnya sendiri. Aneh!

Sementara Guntur ngeloyor ke dapur terus mencari Amirah. Sepupunya sibuk menata gelas dan piring kecil kue-kue yang akan disajikan ke tamu kehormatan calon suami dan keluarganya.

"Ra, kamu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status