Share

Sebuah Peringatan

Ganjaran apa yang pantas buat manusia seperti Bang Ayas? Sudah membuat aku malu setengah mati di depan keluarganya, sekarang dia malah tertawa tanpa merasa dosa.

"Udah jangan nangis."

Aku menepis tangannya yang hendak menyentuh pipiku. Enak saja pegang-pegang. Memangnya situ siapa?

Lagi-lagi Bang Ayas tertawa. "Kenapa nangis, sih? Orang nggak ada yang marahin kamu juga."

"Tau, ah!" Aku duduk menyerong, membelakangi Bang Ayas yang tadi langsung menyusulku ke teras belakang.

Keluarga Bang Ayas memang tidak ada yang marah. Mereka juga tidak terkesan kaget seolah apa yang diucapkan Bang Ayas adalah sesuatu yang sudah diketahui sebelumnya, termasuk Acha. Gadis itu malah mengangguk-angguk seakan mengatakan, "Bener tebakan gue."

Aku tidak tahu bagaimana raut wajah Om Adnan dan Tante Fatma karena terlalu takut. Hanya saja, Tante Fatma berkata, "Semoga lulus tahun ini ya, Va."

Bisa dibayangkan dong betapa malunya aku? Sumpah, jangankan lanjut makan, untuk menelan ludah saja aku kepayahan.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status