Share

Serangan Mendadak

Kalau menurutku, Bang Ayas itu tidak aneh. Hanya saja kadang-kadang dia meresahkan. Setelah beberapa menit lalu menyenggol Galih dan seperti hendak menabuh genderang perang, sekarang pria itu juga tidak membawaku pulang. Mobil yang seharusnya lurus, malah berbelok ke kanan.

"Kita mau ke mana?" tanyaku sambil memegangi perut yang rasanya kembali nyeri. Padahal tadi sempat hilang. Atau itu karena efek tegang?

"Pulang."

Singkat, padat, tapi tidak jelas. Pulang ke mana? Mobil yang kami tumpangi sudah ke luar dari jalur yang semestinya, lho!

Aku sudah ingin tiba di kos-kosan dan rebahan. Rasanya tidak sanggup kalau harus mampir meski sekedar makan.

Dan yang aku tahu, jalur tercepat untuk segera tiba di kos-kosanku ya seperti biasanya, bukan malah belok-belok ke arah … eh ke mana sih, ini?

Dengan punggung yang bersandar di kursi, aku menoleh ke arah Bang Ayas yang sedang mengemudi. "Mas …."

"Kita pulang ke apartemen, Resva."

"Hah?" Aku melotot dan langsung menegakkan tubuh. Bukankah
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status