Share

Kejujuran yang Mengkhawatirkan

"Kok, mendadak sekali, Va. Kamu tidak sedang isi, kan?"

Tuh, kan. Gara-gara Bang Ayas dan kedua orang tuanya mendesak nikah secepatnya, pikiran Ibu jadi ke mana-mana.

Aku sampai kehabisan kata-kata untuk meyakinkan agar Ibu percaya bahwa anak gadisnya masih perawan. Lagi pula, mana berani sih aku macam-macam?

Lupakan. Tolong lupakan insiden di apartemen Bang Ayas. Itu semua di luar skenario hidupku. Oke? Anggap saja kehadiran Bang Ezra waktu itu sebagai malaikat penyelamat karena aku dan Bang Ayas tidak sampai bablas.

"Jadi, kamu mau, Va?" tanya Ibu lagi dari sambungan telepon.

"Bu …." Aku mengerang sambil menyugar rambut sendiri yang seperti rambut singa. "Resva mau fokus sama skripsi dulu."

Ibu memang tidak pernah mendesakku untuk lulus tepat waktu. Namun, sebagai anak, aku harus tahu diri agar tidak terlalu lama menjadi beban. Aku harus selesai kuliah tahun ini dan punya penghasilan sendiri.

Lagi pula, ada alasan penting mengapa aku tidak serta merta mengiyakan ajakan Bang Aya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Kikiw
nahh loh! ribut lagi gak nih Va?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status