Share

Jual Diri, Katanya

"Bang Ayas nggak pernah makan apa gimana, sih? Kurusan," kataku. Setelah empat hari tidak bertatap muka secara langsung, aku akhirnya menyadari bahwa tulang pipi Bang Ayas terlihat lebih menonjol. Kumis yang biasanya dicukur hingga habis, kini tampak dibiarkan tumbuh meski masih sangat tipis.

"Nggak enak makan sendirian."

Tuh, kan. Kolokan banget emang. Untung sayang! Jadi, dengan baik hati aku pun menyuapinya. Bukan. Bukan karena aku mau sok romantis-romantisan, tapi dikarenakan Bang Ayas sibuk membalas pesan temannya untuk membahas perencanaan buka distro di Jakarta. Entah ada masalah apa hingga dia sampai sehectic ini.

"Ada masalah, ya?" tanyaku yang kemudian dijawab dengan gelengan.

"Cuma sedikit. Makanya habis ini saya harus ikut survei tempatnya. Nggak apa-apa kan kalau nanti pulang sendiri?"

Aku mengangguk. Aku hafal betul rute jalan pulang dari kampus ke kos-kosan. Jadi bisa dipastikan seratus persen kalau aku tidak akan tersesat.

Sebenarnya, Bang Ayas sudah menawari aku u
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status