Share

Ketika Bilang Sayang

Aku pikir, semua sudah selesai. Begitu matahari terbit dan burung peliharaan Tante Elin berkicauan, aku bisa memulai hidup baru tanpa bayang-bayang Bang Ayas. Cukup semalaman aku menangis untuk sebuah kehilangan yang tak pernah nyata kugenggam. Namun, ternyata dugaanku salah. Pagi ini, aku menemukan laki-laki itu sudah duduk di lobi.

Penghuni kos-kosan pasti sampai bosan dengan kehadiran Bang Ayas. Mereka pasti hafal betul laki-laki itu akan duduk di kursi yang menghadap ke tangga, menunggu di sana.

Sebagian penghuni kos-kosan akan cuek. Entah karena tidak mau ikut campur atau karena malas berkomentar. Sebagian lagi turut membujuk agar aku menemui Bang Ayas.

"Kasian banget tau mukanya."

"Cowok kalo sampe segitunya berarti emang cinta, Va."

"Ngobrol aja dulu. Berdua."

"Kalian tuh cuma gengsi aja sih sebenernya. Iya, kan?"

"Percaya deh, Va. Nggak banyak cowok yang kayak pacar kamu itu."

"Kasian. Mana ganteng lagi."

Sepertinya keputusanku untuk masuk ke dapur adalah salah kaprah. Teli
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Kikiw
nyesek amat lo Va
goodnovel comment avatar
Yuli
karna besok sore baru Ada kelanjutannya
goodnovel comment avatar
Yuli
min tambah dong min durasinya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status