Share

22. Urusan Cinta Lama

Saka memberi isyarat kepada temannya agar pura-pura tidak tahu ada orang yang menguntit mereka.

Mereka menunggu si penguntit bertindak lebih dahulu. Namun, setelah cukup lama tidak juga ada tindakan dari belakang.

Akhirnya Saka menghentikan langkah kudanya. Begitu juga Seta Keling, tapi keduanya tidak menoleh ke belakang. Melainkan menunggu orang di belakang mendekat.

“Ternyata memang kalian berdua, aku sempat ragu. Mata tuaku sudah tidak mampu menembus gelapnya malam!”

Suara itu berasal dari seseorang yang juga menunggangi kuda. Lelaki setengah baya yang tidak asing bagi Saka dan Seta.

“Paman Warakas!” ucap Saka.

“Ya, akhirnya aku dapat teman perjalanan!” sahut lelaki paruh baya yang ternyata Ki Warakas.

“Memangnya Paman hendak ke mana?” tanya Seta Keling.

“Aku hendak membuat perhitungan dengan seseorang yang telah mengambil istriku di desa Gandu. Setelah melewati hutan di depan sana, maka sampailah di desa itu!”

Saka dan temannya saling pandang. Apa yang diucapkan Ki Warakas lain de
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status