Semua orang yang ada di Kafe melihat orang-orang berjas hitam tersebut, mereka bertanya-tanya siapa mereka semua.Monica menoleh kearah orang-orang berjas hitam, diantara mereka ada satu pria yang cukup tampan berjalan didepan orang-orang berjas hitam tersebut.Monica memutar bola mata malas ketika melihat pria tersebut datang bersama dengan para pengawal pribadinya.Sementara Rey tidak memikirkan orang-orang itu sama sekali, ia masih menikmati makanan yang menurutnya sangatlah enak dan sayang jika tidak dihabiskan."Monica, aku tadi ke rumah kamu, tapi kamu katanya kabur, kita pulang sekarang, oke!" ajak pria itu lembut.Monica menghela napas. "Sudahlah Maron, jangan ganggu aku lagi, lebih baik kamu pergi," jawabnya malas."Tidak, aku sudah berjanji dengan tuan Caesar untuk membawa kamu pulang," ucap Maron kekeh."Benar Nona, tuan besar menyuruh Anda pulang," timpal pengawal Monica yang datang bersama dengan Maron."Aku sudah dewasa, nanti juga pulang sendiri!" jawab Monica ketus.Ma
Melihat darah yang mengalir dari kepala Rey menghilang dengan sendirinya, tentu saja membuat bawahan Maron bingung.Swut!Rey berlari sambil melompat tinggi, tangannya mengepal dengan erat dan meninju bawahan Maron yang tadi memukulnya menggunakan kursi.Duak!Brug!Pukulan Rey tap mengenai wajah bawahan Maron sangat keras, pria itu terpental kebelakang, terlentang ditanah langsung tidak sadarkan diri.Rey berdiri tegap kembali setelah memukul sambil melompat, ia menoleh ke arah pria satunya yang tampak ketakutan.Swut!Rey tidak menunggu lagi, ia langsung menjambak rambut pria itu dan menarik kepalanya ke bawah. Lutut Rey diangkat keatas.Duak!Suara benturan renyah terdengar, pria itu langsung tubuhnya lemas seketika. Rey melemparkannya ke samping.Monica tertegun melihat Rey yang masih berdiri tegap, luka yang tadi ada ditubuhnya juga sudah menghilang, kejadian tersebut tidak bisa di ungkapkan dengan kata-kata.Maron yang dari tadi tertawa juga langsung terdiam, pria itu menelan lu
Ke esokan harinya ....Rey terbangun dari tidurnya, pria itu sudah terbiasa bangun pagi untuk mengais sampah. Ia mengucek matanya sambil duduk. Reflek Rey menggerayangi sekitar tempatnya tidur dengan keadaan masih setengah tersadar."Loh ... mana kantung Sam ...." Suara Rey tercekat ketika melihat wilayah sekitarnya berbeda, yang bisanya ia tidur beralaskan kardus bekas, sekarang ada di kasur empuk."Astaga! Kenapa aku bisa di sini, gawat! Bisa-bisa aku di sangka maling!" lanjutnya bergegas berdiri dan berlari kearah pintu. Namun, saat ia sudah memegang kenop pintu, pria itu baru sadar kalau sekarang ia memiliki tempat tinggal, "bodohnya aku, bukankah sekarang ini rumahku?" gumamnya pada diri sendiri sambil menepuk jidat.Rey tersenyum getir, kebiasannya sehari-hari menjadi gelandangan, membuat ia lupa telah memiliki tempat tinggal pemberian Sistem.Pria itu kembali ke kamarnya, ia duduk di ranjang sambil tersenyum-senyum sendiri mendapati kebodohan yang masih hinggap di pikirannya.[M
Monica mencari alasan kenapa ia bisa tepat waktu saat Rey membutuhkan bantuan. Wanita itu tampak bingung akan menjawab apa.Rey menghela napas panjang. "Terima kasih Monica," ucap Rey lembut.Wanita yang sedang menyetir itu hanya mengangguk sambil tersenyum."Maaf mengganggu, bisakah lebih cepat lagi? Kakiku sakit sekali," tegur Pria yang akan bunuh diri di kursi belakang sambil menahan rasa sakit di kakinya.Rey menoleh kebelakang. "Kalau tahu sakit, ngapain kamu lompat dari sana, bodoh!" Pria itu hanya tersenyum getir mendengar perkataan Rey sambil memegangi kakinya yang patah.Setelah beberapa saat mereka sampai di rumah sakit, Rey langsung meminta para perawat untuk memberikan pertolongan pada pria yang ia selamatkan.Rey duduk di ruang tunggu bersama dengan Monica yang mengantarnya, pria itu menyenderkan tubuhnya di dinding."Rey, siapa orang itu?" tanya Monica membuka pembicaraan."Entahlah, aku hanya menyelamatkan dia," jawabnya enteng.Monica menatap Rey dengan seksama, pria
Gio menghirup napas dalam-dalam, ia mencoba untuk tetap tenang menghadapi Bos besar didepannya itu."Tuan Asmodeus, saya mau bekerja ditempat anda walau hanya menjadi karyawan tetap, tapi saya pasti tidak akan bisa bekerja beberapa bulan kedepan dengan kondisi seperti ini," ucapnya tidak berdaya.Rey mengangguk mengerti, tidak mungkin pria yang tidak bisa berjalan berangkat ke kantor. Ia juga bingung bagaimana caranya agar Giovanni bisa bekerja dengannya.[Tuan, telepon saja Perusahaan anda, asisten pribadi anda yang berada di sana akan mengurus masalah tersebut, bahkan Giovani bisa bekerja dibalik layar terlebih dahulu sambil duduk di sini.]Sistem tiba-tiba memberikan pemberitahuan kepada Rey dibenaknya, sehingga membuat pria itu tersenyum simpul."Sebentar," ucap Rey yang mengeluarkan Ponselnya dan mencari nomor asisten pribadinya yang sudah Sistem simpan didalam sana bersamaan dengan Rey saat mendapatkan perusahaan tersebut.Gio hanya mengangguk, walau tidak tahu siapa yang akan di
Sardat dan kedua pengawalnya langsung pergi ke kantin bersama dengan pengawal anaknya yang melihat Rey.Orang-orang yang mengenali Sardat sedikit membungkukkan badan untuk menghormati pria tersebut, mengingat dia salah satu orang terkaya di kota Andalas.Sesampainya di kantin, Rey masih ada di sana. Bawahan Maron menunjuknya. "Tuan, itu orangnya," ucap dia yakin.Sardat mengernyitkan dahi ketika melihat seorang Pemuda dengan tubuh kurus yang di tunjuk pengawal Anaknya."Kamu yakin dia orangnya?" tanya Sardat memastikan."Saya yakin tuan!" jawabnya mantap.Sardat sedikit bingung, pasalnya pemuda kurus seperti Rey bisa mengalahkan empat pengawal Maron. Namun, pria paruh baya yang sudah marah dengannya langsung memerintahkan dua pengawal kekarnya untuk menghajar Rey."Seret dia keluar dan berikan pelajaran!" perintah Sardat tegas."Baik Bos!" jawab dua pengawal tersebut mantap.Rey sedang beranjak dari duduknya berbuat pergi dari sana setelah selesai makan.Tiba-tiba kerah belakangnya di
Sardat merasa puas melihat Rey tidak berdaya melawan para Polisi. Namun, ketika Rey akan di bawa ke mobil polisi, terlihat suara Helikopter di atas jalan raya.Semua orang langsung melihat ke arah Helikopter, mereka semua tertegun ada tiga Helikopter yang sedang terbang diatas jalan raya.Orang-orang berpakaian serba hitam turun dari Helikopter, mereka semua menghentikan mobil yang berlalu lalang agar Helikopter yang membawa Bos mereka bisa mendarat.Setelah jalanan sudah di amankan, Helikopter yang membawa Bos orang-orang berpakaian serba hitam mendarat di jalan.Seorang wanita dengan wajah tegas turun dari Helikopter, dua orang berpakaian serba hitam mengekorinya dari belakang.Wanita itu tampak tergesa-gesa masuk kedalam halaman Rumah sakit. Sardat merasa wanita tersebut sangatlah familiar di matanya, pria itu langsung terkejut ketika mengingat siapa wanita yang datang dengan Helikopter.Sardat bergegas menghampiri wanita tersebut. "Mis Azalea, senang bertemu dengan anda," sapanya
Rey dan Azalea sudah sampai di ruangan Giovani, pria itu langsung terbangun ketika Rey datang.Monica juga sudah tidak ada di sana, ia pulang ke Rumah. Karena dari kemarin tidak pulang hanya demi mengikuti Rey."Azalea, dia yang nantinya akan menjadi CEO Asmodeus Grup, terserah kamu mau mengajarinya dengan cara apa," ucap Rey santai sambil duduk.Azalea menatap Gio dengan seksama, pria itu hanya tersenyum tidak bisa berbicara apa-apa dihadapan wanita yang selama ini sudah mengurus Asmodeus Grup."Tuan, bolehkah saya mengujinya terlebih dahulu? Dari dulu anda selalu mengosongkan posisi CEO kenapa tiba-tiba menunjuknya?" cecar Azalea penasaran.Rey bingung mau menjawab apa, pasalnya ia juga tidak tahu masalah perusahaan, alasannya ingin menjadikan Gion CEO, karena Sistem menyuruhnya. Pria itu berpikir keras untuk mencari alasan yang kuat."Apa kamu meragukanku? Jika begitu kenapa tidak kamu saja yang mencarikannya, terserah kamu mau menaruh dia kerja dimana, tapi aku ingin sebuah posisi